Taiwan Kecam Provokasi China Gelar Latihan Penembakan Militer

Wait 5 sec.

ILUSTRASI UNSPLASHJAKARTA - Taiwan mengecam China atas tindakan provokatifnya terkait rencana militer Beijing mengadakan latihan "penembakan" di lepas pantai barat daya pulau itu.Taiwan berulang kali mengeluhkan aktivitas militer China, termasuk beberapa putaran latihan perang skala penuh selama tiga tahun terakhir.Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan mereka mendeteksi 32 pesawat militer Tiongkok melakukan “latihan kesiapan tempur bersama” dengan kapal perang China di wilayah Selat Taiwan.“Selama periode ini mereka bahkan secara terang-terangan melanggar praktik internasional dengan mendirikan area latihan di perairan sekitar 40 mil laut (74 km) lepas pantai tanpa peringatan sebelumnya, mengklaim bahwa mereka akan melakukan ‘pelatihan menembak’,” sambung kementerian tersebut dilansir Reuters, Rabu, 26 Februari.Pusat populasi utama Taiwan di barat daya Taiwan, Kaohsiung dan Pingtung, keduanya merupakan lokasi pangkalan angkatan laut dan udara yang penting. Kaohsiung juga merupakan pelabuhan terbesar di Taiwan dan pusat pelayaran global yang sibuk.Latihan tersebut ditegaskan Taiwan membahayakan keselamatan penerbangan dan pelayaran internasional serta merupakan “provokasi terang-terangan” terhadap perdamaian dan stabilitas regional.Pihaknya mengirimkan pasukannya sendiri untuk berjaga-jaga.Belum ada konfirmasi langsung dari China bahwa mereka sedang melakukan latihan baru di sekitar Taiwan.Aktivitas militer Tiongkok lainnya baru-baru ini di kawasan ini, seperti yang dilakukan di lepas pantai Australia, adalah “bukti Tiongkok adalah satu-satunya, dan ancaman terbesar, terhadap perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan dan Indo-Pasifik,” kata kementerian Taiwan.China tidak pernah menolak penggunaan kekerasan untuk membawa Taiwan ke bawah kekuasaannya, dan mengecam Presiden Lai Ching-te, yang mulai menjabat tahun lalu, sebagai seorang “separatis”, dan Amerika Serikat atas dukungannya terhadap Taiwan.Kantor Lai mengecam latihan tersebut, namun mengatakan pemerintah telah “memahami sepenuhnya” situasi tersebut dan masyarakat dapat merasa tenang.“Menjaga perdamaian dan stabilitas regional adalah tanggung jawab bersama kedua sisi Selat Taiwan,” kata juru bicara Lai, Karen Kuo.