Militer Rusia/ILUSTRASI/© Alexander Reka/TASSJAKARTA - Kilang minyak Ryazan Rusia menghentikan operasinya setelah serangan pesawat tak berawak Ukraina pada Senin.Unit penyulingan minyak mentah utama di kilang tersebut, CDU-6, terbakar dalam serangan tersebut. Pabrik itu lantas menghentikan sepenuhnya pemrosesan minyak, kata sumber kepada Reuters dilansir Senin, 24 Februari.Rosneft, pemilik pabrik terebut, tidak menanggapi permintaan tanggapan. Militer Ukraina mengatakan pada Senin, beberapa drone mereka telah menghantam kilang minyak Ryazan semalam, dengan lima ledakan terjadi di sekitarnya.Gubernur wilayah Ryazan, Pavel Malkov, mengatakan melalui aplikasi pesan Telegram, puing-puing yang jatuh dari drone Ukraina yang hancur telah memicu kebakaran di perusahaan industri di wilayah tersebut.Pabrik tersebut mungkin akan kembali beroperasi sebagian dalam beberapa hari, menurut salah satu sumber yang berbicara kepada Reuters.Unit CDU-6 memiliki kapasitas sekitar 170.000 barel per hari, atau sekitar 48% dari kapasitas pengilangan Ryazan. Kilang tersebut mungkin akan menyalakan unit distilasi utama CDU-4 dan CDU-3, sementara CDU-6 sedang dalam perbaikan, kata sumber tersebut.CDU-4 dan CDU-3 memiliki total kapasitas penyulingan sekitar 145.000 barel per hari, atau sekitar 41% dari kapasitas penyulingan terpasang pabrik tersebut, menurut sumber dan perhitungan Reuters. Kilang Ryazan melanjutkan sebagian pemrosesan minyak dan memuat bahan bakar motor ke tangki kereta api pada 11 Februari setelah menganggur selama 18 hari setelah serangan drone Ukraina lainnya pada 24 Januari.Kilang Ryazan memproses 13,1 juta metrik ton (262.000 barel per hari), atau hampir 5% dari total produksi penyulingan Rusia pada tahun 2024.Ini menghasilkan 2,3 juta ton bensin, 3,4 juta ton solar, 4,2 juta ton bahan bakar minyak dan 1 juta bahan bakar jet, menurut data berdasarkan sumber.