Beragam Manfaat Puasa Ramadan bagi Kesehatan Tubuh yang Terungkap Lewat Studi

Wait 5 sec.

Ilustrasi pria buka puasa (Foto: Freepik/garakta_studio)JAKARTA - Puasa Ramadan bukan hanya sekedar ibadah yang dijalankan umat Muslim di seluruh dunia, tetapi juga memiliki manfaat besar bagi kesehatan tubuh. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa menahan makan dan minum dari fajar hingga matahari terbenam dapat memberikan dampak positif bagi metabolisme, tekanan darah, hingga sistem pencernaan.Sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of the American Heart Association mengungkapkan bahwa puasa Ramadan memiliki manfaat kesehatan, termasuk penurunan tekanan darah.Penelitian yang dilakukan oleh Rami Al-Jafar dan timnya melibatkan 85 peserta berusia 29 hingga 61 tahun dari lima masjid di London. Para peserta diukur tekanan darahnya sebelum dan setelah Ramadan, mencatat tekanan sistolik (angka atas) dan diastolik (angka bawah).Selain itu, mereka juga diminta untuk mencatat pola makan mereka selama tiga hari sebelum dan selama Ramadan. Setelah mempertimbangkan faktor usia dan jenis kelamin, ditemukan bahwa tekanan sistolik rata-rata menurun sebesar 7,29 mmHg, sedangkan tekanan diastolik turun 3,42 mmHg setelah Ramadan.Menariknya, hasil ini berlaku tidak hanya bagi orang sehat, tetapi juga bagi mereka yang memiliki tekanan darah tinggi dan diabetes."Sebagian besar studi sebelumnya dilakukan di negara-negara dengan populasi yang memiliki budaya, pola makan, dan latar belakang ras yang sama," kata Al-Jafar, mahasiswa doktoral epidemiologi di Imperial College London, dikutip VOI dari laman American Heart Association."Penelitian kami lebih beragam, melibatkan peserta dari berbagai budaya dengan pola makan yang berbeda, sehingga bisa disebut sebagai studi berbasis komunitas," tambahnya.Temuan ini juga diperkuat oleh analisis terhadap 33 studi lain yang dilakukan di Iran, Pakistan, dan Turki, melibatkan total 3.213 peserta. Studi-studi tersebut juga menunjukkan bahwa tekanan darah peserta lebih rendah setelah menjalani puasa Ramadan.Meski puasa Ramadan terbukti menurunkan tekanan darah, efeknya mungkin tidak bertahan lama. Krista Varady, profesor nutrisi dari University of Illinois, yang tidak terlibat dalam penelitian ini, menjelaskan bahwa banyak orang memang mengalami sedikit penurunan berat badan selama Ramadan.Namun, begitu kembali ke pola makan normal, berat badan dan tekanan darah mereka cenderung kembali seperti semula."Kita memang mendapatkan manfaat kardiometabolik selama Ramadan, tetapi sayangnya, manfaat tersebut tidak berkelanjutan," ujarnya.Selain itu, puasa Ramadan berbeda dari jenis puasa lainnya seperti intermittent fasting atau puasa berselang, yang mencakup puasa setiap dua hari sekali atau pembatasan waktu makan harian. Beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa puasa berselang dapat memperpanjang usia dan mengurangi risiko gagal jantung, terutama pada komunitas yang menjalankannya secara rutin.Para peneliti menduga bahwa penurunan tekanan darah selama Ramadan terkait dengan perubahan metabolisme yang terjadi setelah 8 hingga 12 jam berpuasa. Setelah periode ini, tubuh mulai membakar keton sebagai sumber energi, menggantikan glikogen yang berasal dari karbohidrat.Penelitian sebelumnya juga menunjukkan bahwa pembatasan kalori dapat meningkatkan faktor risiko kardiovaskular dan sensitivitas insulin.