Konser sonic/panic Jakarta Suarakan Urgensi Perlindungan Lingkungan lewat Musik

Wait 5 sec.

Konser sonic/panic Jakarta (Ist)JAKARTA - Perpaduan musik dan aksi dalam menghadapi krisis lingkungan ditampilkan lewat pertunjukan sonic/panic Jakarta yang telah rampung digelar di M Bloc Space, Jakarta Selatan pada Sabtu, 22 Februari pekan lalu.Konser ini merupakan kolaborasi antara IKLIM (The Indonesian Climate Communications, Arts & Music Lab) dan M Bloc Entertainment, dengan tujuan mengamplifikasi urgensi perlindungan lingkungan di tengah maraknya kebijakan yang tidak berpihak pada keberlanjutan.Dengan tajuk “Hutan Punah, Kota Musnah”, jajaran musisi – seperti Efek Rumah Kaca ft. Adrian Yunan, Barasuara, Endah N Rhesa, Voice of Baceprot, Navicula, REP & Tuantigabelas, Matter Mos, Petra Sihombing, Made Mawut, dan Bachoxs – tampil di hadapan 500 penonton.Panggung musik ini menjadi wadah bagi musisi untuk menyuarakan keresahan mereka terhadap situasi sosial-politik yang tengah ramai diperbincangkan di Indonesia. Di tengah pembatasan kebebasan berekspresi yang semakin nyata, banyak musisi menggunakan lagu-lagu mereka sebagai bentuk perlawanan dan solidaritas terhadap berbagai isu yang dihadapi masyarakat.Kolaborasi dinamis dihadirkan, dengan pertemuan lintas genre dalam berbagai momen spesial di atas panggung. Efek Rumah Kaca tampil bersama mantan personelnya, Adrian Yunan. Selain itu, ada juga kolaborasi bersama Robi Navicula, Iga Massardi, Petra Sihombing, Endah Widiastuti, Petra Sihombing, Matter Mos, hingga Teddy Adhitya.Bicara mengenai keterlibatannya dalam konser ini, Iga Massardi dari Barasuara yang terlibat dalam album sonic/panic edisi pertama, mengungkap adanya perasaan berbeda, yang membuatnya lebih terdorong untuk membahas hal-hal yang lebih nyata dan memiliki dasar yang kuat.“Hal ini juga berpengaruh pada album terbaru saya. Secara artistik, saya ingin menyampaikan pesan, tetapi dari sisi humanis, saya semakin menyadari bahwa setiap hal yang kita konsumsi dan gunakan sehari-hari memiliki dampak. Kesadaran ini membuat saya lebih berhati-hati dan bijak dalam memilih produk yang saya gunakan,” ujar Iga.Selain menjadi ruang untuk membahas urgensi perlindungan lingkungan, sonic/panic Jakarta juga berupaya menghadirkan praktik yang lebih berkelanjutan dalam penyelenggaraannya.Upaya ini menegaskan bahwa industri musik dapat mengambil langkah nyata untuk lebih ramah lingkungan, sekaligus menginspirasi ekosistem musik yang lebih sadar akan dampaknya terhadap bumi.