Capaian Digital Saja Tidak Cukup, Musisi Harus Punya Pengalaman Manggung

Wait 5 sec.

Burning Impact saat tampil di acara Start With A Gig (Ivan Two Putra/VOI)JAKARTA - Pada dasarnya, seorang musisi adalah mereka yang ada di atas panggung untuk menampilkan karya musik. Oleh karenanya, pengalaman tampil secara langsung (live) jadi sangat krusial.Hal tersebut jadi dasar Ryan Kampua saat menginisiasi Start With A Gig (SWAG), event mingguan di wilayah Blok M, Jakarta Selatan – yang ditujukan bagi para musisi, khususnya mereka yang sedang merintis – untuk memperkenalkan karya-karyanya.Dewasa ini, dunia digital ibarat “dewa”, yang jadi patokan banyak musisi untuk mengukur tingkat kesuksesan. Dengan promosi di media sosial dan platform digital, harapan besar muncul agar karyanya menjadi viral dan mendapat streams yang tinggi.Namun menurut Ryan, penilaian terhadap seorang musisi dan karyanya harus dilihat saat tampil di atas panggung dan berhadapan langsung dengan pendengar.“Digital itu memberikan keuntungan yang ada di masa kini, mereka mempunya alat untuk mempromosikan lagunya, untuk memperkenalkan diri, supaya tau seberapa luas jangkauan lagunya, seberapa banyak orang yang mendengarkan lagunya,” kata Ryan saat ditemui sela acara SWAG, Selasa, 25 Februari.“Tapi sebenarnya yang paling krusial dari setiap musisi adalah bagaimana mereka bisa menyampaikan pesan itu secara langsung di hadapan penikmat musik. Apakah karyanya memang punya korelasi yang tepat atau tidak, enak atau nggak, pendengar suka apa nggak. Itu bisa dilihat langsung secara live,” sambungnya.SWAG tidak hanya menampilkan musisi di atas panggung, acara ini juga melibatkan peran aktif jurnalis musik, media, asosiasi manajer artis, pihak label musik, hingga pihak promotor musik.Menurut Ryan, berkumpulnya banyak pihak menjadi penting untuk ekosistem musik. Komunikasi yang terus terjalin dapat menghasilkan berbagai kebaruan yang baik untuk kelanjutan industri ini.“Kita harus sering berkomunikasi. Ketika kita berada di suatu momen gig yang sama, event yang sama, di situ kita bisa berkomunikasi, bertukar informasi soal musik. Maka dari itu gua mengundang banyak stakeholder musik, seperti Ikatan Manajer Artis Indonesia, Ikatan Jurnalis Musik, talent scout event, dan ada juga promotor,” ujar Ryan.“Dan gua berharap ini terus berlanjut dan bisa menjadi melting point buat mereka, sehingga estafet di musik selalu ada, dan regenerasi selalu ada. Bukan cuma nama-nama itu aja yang ada di setiap festival-festival musik, tapi kita punya musisi dan band yang potensial untuk masa depan,” pungkasnya.