Harus Ada Sinergi Pusat Daerah, Menteri Fadli Zon: Sebagai Ujung Tombak Pemajuan Kebudayaan

Wait 5 sec.

Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Fadli Zon (Dok. Kemenbud)JAKARTA - Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, menyampaikan materi tentang Pemajuan Kebudayaan sebagai Pilar Pembangunan Daerah: Sinergi, Strategi, dan Aksi pada kegiatan Retreat Magelang, orientasi kepemimpinan bagi kepala daerah dan wakil kepala daerah tahun 2025 bertempat di Akademi Militer Magelang. Ia tekankan pentingnya kerja sama, kolaborasi, dan sinergi pemerintah pusat dan daerah dalam upaya pemajuan kebudayaan nasional. Banyak situs cagar budaya, museum, taman budaya, warisan budaya takbenda perlu perhatian Gubernur, Bupati dan Walikota.Menteri Kebudayaan menekankan bahwa upaya pemajuan kebudayaan merupakan amanat konstitusi yaitu Pasal 32 UUD 1945 yang menegaskan bahwa negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai budayanya. Hal ini juga tercermin dalam Astacita ke-8 yang merupakan misi Presiden Prabowo Subianto bertujuan mewujudkan penyelarasan kehidupan yang harmonis dengan lingkungan, alam, dan budaya guna mencapai masyaraatt yang adil dan makmur."Kita wajib melindungi, mengembangkan, memanfaatkan, dan membina kebudayaan nasional untuk memperkuat jati diri bangsa, sehingga dapat berkontribusi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pemerintah daerah memiliki peran penting memajukan kebudayaan daerah, antara lain melalui penyusunan aturan daerah yang menjadi acuan pemajuan kebudayaan daerah, penyusunan dan penetapan RPJPD, RPJMD, dan Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah (PPKD) yang mencerminkan komitmen pembangunan melalui kebudayaan," ungkap Fadli Zon dalam paparan yang disampaikan di hadapan 441 Kepala Daerah yang hadir dalam kegiatan ini.Dalam kesempatan ini, Fadli Zon menekankan bahwa pemajuan kebudayaan merupakan upaya kolaboratif yang membutuhkan kerja sama seluruh pihak, bukan hanya pemerintah pusat namun juga pemerintah daerah dan pihak swasta melalui skema Public-Private-Partnership (PPP). Fadli juga menyampaikan bahwa Kementerian Kebudayaan berkomitmen memperkuat ekosistem budaya kontemporer termasuk film, musik dan budaya pop.Ekosistem perfilman tanah air saat ini tumbuh baik, jumlah penonton film Indonesia sudah mencapai lebih dari 80 juta dalam kurun waktu Januari-Desember 2024."Kita butuh banyak film-film Indonesia yang menceritakan sejarah perjuangan bangsa. Film-film yang dapat menjadi sarana edukasi bagi generasi muda tentang para pahlawan. Kita juga butuh banyak penulis skenario (scriptwriter) yang mampu menarasikan berbagai kekayaan budaya yang dimiliki bangsa Indonesia. Saya mengajak semua pihak untuk berkolaborasi dalam memperkuat ekosistem perfilman di Indonesia agar semakin banyak masyarakat Indonesia yang bangga akan budaya kita sendiri", tandas Menteri Kebudayaan.Di samping itu, Menteri Fadli Zon juga mengajak agar pemerintah daerah untuk memperkuat ekosistem seni dan budaya di daerah, membangun semakin banyak ruang-ruang budaya seperti taman budaya yang menjadi cultural enclave atau kantong-kantong kebudayaan dan ruang ekspresi masyarakat, memperbanyak jumlah dan sertifikasi tenaga ahli cagar budaya (TACB) di daerah, dan mendorong lahirnya Dewan Kebudayaan di daerah."Sebagai bangsa dengan keberagaman yg sangat luar biasa (mega-diversity), Indonesia merupakan bangsa dengan peradaban tertua di dunia sebagaimana terlihat dalam berbagai jejak tinggalan sejarah seperti yg ada di Sangiran, Goa Lidah Ajer, dan Goa Leang-Leang. Maka, sudah sepantasnya kita menjadikan kebudayaan sebagai national treasure, kekayaan bangsa yg tak ternilai harganya. Dengan 2,213 Warisan Budaya Takbenda (WBTB), 228 Cagar Budaya Nasional (CBN), lebih dari 1,340 etnis, dan lebih dari 718 bahasa lokal, merupakan kewajiban kita bersama untuk memastikan bahwa budaya Indonesia terus lestari dan terjaga." tegas Menteri Fadli Zon.Berbagai objek pemajuan kebudayaan yang dimiliki daerah merupakan kekayaan budaya bangsa yang harus dilestarikan. Selain itu, keanekaragaman yang dimiliki Indonesia seperti pangan lokal juga memiliki potensi dalam memperkuat upaya pemajuan kebudayaan yang juga berkontribusi dalam upaya mewujudkan ketahanan pangan yang menjadi prioritas Presiden Prabowo Subianto. "Kita memiliki sagu di Papua, sistem pangan Baduy di Banten, Padi Kasepuhan di Jawa Barat, dan berbagai tradisi bercocok tanam seperti yang dipraktekan masyarakat dayak Maayan, dayak Iban, dan lain-lain, yang menjadi bukti bagaimana pangan lokal yang bersumber pada kebudayaan daerah dapat memperkuat ketahanan pangan di Indonesia." tambah Fadli Zon.Lebih lanjut, Fadli Zon juga menambahkan bahwa pemerintah daerah memiliki peran strategis dalam penguatan narasi kebudayaan Indonesia sebagai solusi global dan Indonesia sebagai Ibukota kebudayaan dunia.Untuk itu, ia menekankan pada pentingnya peran museum dalam kebudayaan bangsa, "Museum adalah jendela peradaban suatu bangsa. Saya berharap, bahwa 469 museum yang tersebar di seluruh Indonesia, dapat menjadi ruang interaksi dan inspirasi bagi generasi muda dalam mempelajari peradaban bangsa. Di era modern seperti saat ini, penting untuk mengoptimalkan digitalisasi dalam menyebarluaskan berbagai koleksi museum untuk memperkuat jati diri bangsa dan mempromosikan budaya Indonesia kepada masyarakat internasional.""Kolaborasi pusat-daerah adalah kunci keberhasilan pemajuan kebudayaan. Dengan mengusung narasi Culture for the Future, saya berharap dapat terwujud kolaborasi erat dalam membangun ekosistem kebudayaan yang inklusif dan berkelanjutan, serta mempromosikan kebudayaan Indonesia melalui diplomasi budaya untuk memperkuat citra positif bangsa di tengah peradaban dunia - karena sejatinya, sebagaimana selalu ditekankan Presiden Prabowo Subianto, bahwa tak ada yang akan menghormati dan menghargai budaya kita kalau bukan kita sendiri," tutup Menteri Fadli yang disambut antusias seluruh peserta.