Foto Karya LuthfiahJAKARTA - Band Sukatani kemunculannya mendadak tersohor. Nama grup band yang bergenre punk rock itu mendadak tenar dan dikenal publik, bahkan band ini lebih menyedot perhatian dibanding aksi unjuk rasa yang digelar ribuan masa mahasiswa serentak di seluruh tanah air pekan lalu.Kemunculan Band Sukatani seperti mendapatkan momen yang tepat. Selain dinilai mewakili suara masyarakat yang tengah haus pada keadilan. Apalagi band Sukatani membawakan suara kerisauan yang tengah dialami rakyat Dan lagi dibumbui drama ada intimidasi dan pembungkaman ekspresi publik. Maka makin melejitlah ketenaran band ini.Band Sukatani sejatinya dibentuk tahun 2022, untuk menyuarakan keresehan mereka atas sulit perjuangan hidup sebagai masyarakat agraris. Sukatani adalah band punk new wave asal Purbalingga, Jawa Tengah. Band ini dikenal aktif dalam skema musik independen dan sering tampil di acara-acara underground. Band yang digawangi pasangan suami istri Alectroguy (Muhammad Syifa Al Luthfi) sebagai gitaris dan produser, serta Twister Angel (Novi Citra Indriyati) sebagai vokalis.Awalnya, Sukatani tampil anonim dan tidak membuka identitasnya dengan menggunakan topeng balaclava (penutup muka yang kerap digunakan militer dalam perang Krimea (1853–1856) di wilayah Balaclava, dekat Sevastopol, Crimea). Dimana Identitas personelnya tak ingin dikenali. Dalam setiap performnya mereka kerap kali sambil membagikan sayuran hingga mereka menjuluki dirinya sebagai band punk Agraris. Belakangan diketahui salah satu personilnya berprofesi sebagai guru SDIT Mutiara Hati di wilayah Banjarnegara, Jawa Tengah.Grup punk Sukatani dalam single Alas Wirasaba. (ANTARA/Handout/aa) Pada 24 Juli 2023, Sukatani merilis album bertajuk Gelap Gempita. Salah satunya berisi lagu “Bayar Bayar Bayar” dan menjadi jargon bagi aksi demo Indonesia gelap. Namun pada 20 Februari 2025, Sukatani melalui postingan media sosial mereka menyatakan telah menarik peredaran lagu tersebut dari segala platform music diikuti permintaan maaf kepada institusi kepolisian dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit. Sehingga menarik perhatian sejumlah pihak, sehingga Mantan ketua Yayasan Bantuan Hukum Indonesia, Isnur merasakan keanehan dan perubahan sikap Sukatani, padahal saat itu sedang panas- panasnya demo Indonesia Gelap di tengah pemotongan anggaran pemerintah.Banyak pihak yang menentangnya, bahkan kelompok pengunjuk rasa yang hari sebelumnya mengobarkan unjuk rasa mengobarkan tagar "Kami Bersama Sukatani", sebagai solidaritas dukungan terhadap band tersebut . Namun sikap pihak kepolisian dari Di Siber Polda Jawa Tengah yang diduga sempat merasa tersinggung dengan lirik lagu tersebut, sempat meminta keterangan personel band tersebut. Kemudian disusul pernyataan, bahkan permintaan dit siber itu berbuntut keduanya menyatakan permintaan maaf kepada Institusi Polri dan Kapolri, meski Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Pol. Artanto menyatakan bahwa klarifikasi hanya menanyakan maksud penulisan lagu itu. Ia juga menyatakan tidak ada intimidasi mereka untuk meminta maaf.Adanya dugaan tekanan dan intimidasi kepada grup Sukatani, memicu reaksi sejumlah pihak baik masa demonstrasi sambal terus mengumandangkan lagu Bayar, bayar, Bayar Juga mengundang reaksi antara lain dari Yayasan Lembaga Bantuan Hukum, Muhammad Isnur, Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia, Usman Hamid, Anggota DPR Wattimena dan Komisioner Kompolnas, Khoirul Anam yang kesemuannya menyatakan polisi tak ada perlunya menanyakan soal lagu, karena dinilai mencederai kebebasan berekspresi.Belakangan Kepala Kepolisian Jenderal Listyo Sigit, yang menyatakan tak anti kritik masyarakat yang sifatnya membangun. Bahkan Kapolri sendiri ingin menjadikan band Sukatani sebagai duta Kepolisian. Dengan sikap kapolri demikian divisi Propam Mabes Polri akhirnya memeriksa sejumlah personel Di Divisi Siber Polda Jateng atas dugaan pemeriksaan terhadap personel Sukatani.Dengan Kejelasan sikap Kapolri akhirnya band Sukatani diperbolehkan melakukan konser perdana di Slawi Jawa tengah aparat Keamanan pun membolehkan Grup Sukatani diperbolehkan membawakan lagu Bayar,bayar, Bayar. Akhirnya Kembali kebebasan berekspresi bisa diselamatkan.Belakangan status Novi yang dikabarkan telah diperkusi dan dipecat oleh Yayasan tempat dia mengajar di SDIT Mutiara Hati, karena alasan ikut kesenian Sukatani. Oleh Bupati Purbalingga, Fahmi Muhammad Hanif dan Bupati Banjarnegara akan difasilitasi untuk bisa mengajar kembali