Longsor di OKU Sumsel 2 Meter dari Permukiman, BPBD Pasang Rambu Peringatan

Wait 5 sec.

Kepala BPBD OKU Januar Efendi meninjau lokasi longsor di Desa Muara Kemalajaya, Kecamatan Muara Jaya, Kamis. ANTARA/Edo PurmanaSUMSEL - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) memasang rambu-rambu peringatan dini bahaya longsor di lokasi tanah amblas dekat permukiman warga Desa Muara Kemalajaya, Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan (Sumsel). Manager Pusdalops BPBD OKU, Gunalfi mengatakan pemasangan rambut untuk mencegah jatuhnya korban jiwa jika terjadi longsor yang lebih luas. "Ada empat unit rumah warga di Dusun II, Desa Kemalajaya nyaris ambruk akibat longsor," katanya di Baturaja, Kamis 27 Februari, disitat Antara. Gunalfi menambahkan, curan hujan tinggi pada Selasa 25 Februari sekitar pukul 03.00 WIB telah menyebabkan longsoran tanah yang hanya berjarak sekitar dua meter dari permukiman penduduk. Untuk mengantisipasi bahaya, pihaknya memasang rambu-rambu peringatan dini di tanah amblas untuk mengedukasi masyarakat agar sementara waktu menjauhi lokasi tersebut. "Sementara waktu masyarakat diminta tidak melakukan aktivitas di sekitar lokasi longsor karena sangat berbahaya," ujarnya. Empat kepala keluarga yang rumahnya dekat dengan lokasi longsor juga diimbau untuk sementara waktu mengungsi ke tempat yang aman guna mengantisipasi korban jiwa. Hal itu dilakukan karena dikhawatirkan jika turun hujan lagi dalam waktu lama maka longsor semakin parah hingga merambat ke rumah-rumah warga tersebut. "Saat ini sudah ada beberapa warga yang mengosongkan rumahnya karena takut terjadi longsor susulan," jelasnya.    Pemkab OKU telah memperpanjang status siaga darurat banjir dan tanah longsor hingga Maret 2025 sebagai upaya penanggulangan bencana alam sedini mungkin. Dalam penetapan status tersebut pihaknya meningkatkan kapasitas personel penanggulangan bencana agar banjir dan tanah longsor dapat ditanggulangi sedini mungkin guna mengantisipasi korban jiwa. Sebanyak 940 personel yang tergabung dalam satgas penanggulangan bencana disiagakan guna menindaklanjuti cuaca ekstrem yang berpotensi menimbulkan dampak banjir dan tanah longsor. Selain personel, kata dia, pihaknya pun menyiapkan peralatan penanggulangan bencana antara lain enam unit perahu karet, dua unit perahu fiber, dan 10 unit mobil rescue. Kemudian, sebanyak 125 unit motor trail, 20 unit mesin sedot apung, enam unit tenda pengungsian dan 60 unit tenda keluarga, katanya.