Fadli Zon soal Penulisan Ulang Sejarah: Jangan Khawatir, yang Tulis Sejarawan

Wait 5 sec.

Menteri Kebudayaan Fadli Zon memberikan keterangan saat konferesi pers delegasi Indonesia pada Cannes International Film Festival di Jakarta, Selasa (6/5/2025). Foto: Fauzan/ANTARA FOTOMenteri Kebudayaan Fadli Zon menegaskan publik tidak perlu khawatir terkait program penulisan ulang sejarah nasional. Ia menekankan yang menulis itu sejarawan, bukan aktivis ataupun politisi."Jadi saya kira tidak perlu ada kekhawatiran semacam itu. Karena yang menulis sejarah ini adalah para sejarawan. Jadi yang menulis ini bukan aktivis, bukan politikus. Yang menulis sejarawan, sejarawan ini punya keahlian. Mereka dokternya di bidang itu, profesornya di bidang itu. Jadi kita tidak perlu khawatir, pasti punya kompetensi di dalam menulis sejarah itu," ujar Fadli usai salat Idul Adha di Masjid Istiqlal, Jakarta, Jumat (6/6).Ia menjelaskan, penulisan ulang sejarah sebenarnya adalah bagian dari proses penulisan sejarah secara umum yang memang sudah lama tidak dilakukan oleh negara."Jadi penulisan ulang sejarah, sebenarnya penulisan sejarah. Jadi saya tegaskan sekali lagi bahwa ini sudah berlangsung. Kita sudah bentuk, ini sudah bulan Januari. Dan sebelumnya saya sudah mengarahkan dari awal saya menjadi menteri. Karena kita ini sudah lama tidak menulis sejarah," katanya.Menurut Fadli, terakhir kali pemerintah menulis sejarah secara resmi adalah pada masa Presiden Habibie."Terakhir itu ditulis di era Pak Habibie sebagai presiden. Jadi kalau anda lihat sejarah yang ditulis oleh pemerintah, kapan terakhir? Pemilu aja tahun 97 bayangin," tuturnya.Karena lebih dari dua dekade tidak dilakukan pembaruan sejarah, Fadli menilai wajar bila banyak informasi dan temuan baru yang belum tercatat. Ia mencontohkan temuan arkeologis seperti lukisan purba tertua di dunia yang ada di Indonesia."Umurnya 51.200 tahun, bahkan kemungkinan nanti di dunia bisa 61.000 tahun. Itu tertua di dunia mengalahkan yang di Perancis yang umurnya 35.000 tahun," jelas dia.Selain itu, Fadli juga menyoroti temuan sejarah tentang masuknya Islam ke Indonesia yang ternyata lebih awal dari narasi yang selama ini diyakini."Itu ternyata dari abad ke-7 Masehi atau dari abad pertama Hijriah. Ini, kan, juga bisa meng-update sejarah kita yang selama ini mengatakan Islam masuk tuh abad ke-13, itu beda 600 tahun sendiri," tandas dia.