Tentara militer junta Myanmar berparade selama upacara untuk menandai peringatan 75 tahun Hari Persatuan negara itu di Naypyidaw, Myanmar, Sabtu (12/2/2022). Foto: Stringer/AFPPensiunan brigadir jenderal Myanmar, Cho Htung Aung (68), tewas ditembak di ibu kota Yangon pada 22 Mei 2025. Militer Myanmar pun mengungkapkan telah menangkap 6 orang yang mereka sebut sebagai teroris.Namun, di antara 6 orang yang ditangkap ada anak berusia 6 tahun."Sebanyak 16 pelaku -- 13 laki-laki dan 3 perempuan -- telah ditangkap," demikian laporan surat kabar Myanmar, Global New Light, dikutip dari Reuters, Jumat (6/6).Surat kabar itu juga menyertakan sejumlah gambar pelaku. Di antara pelaku, ada gambar anak berusia 6 tahun yang diidentifikasi sebagai putri salah satu terduga pembunuh Cho Htung Aung.Meski demikian, juru bicara junta militer tidak merespons saat diminta untuk berkomentar.Kelompok bernama Golden Valley Warriors yang menentang junta militer mengaku telah membunuh pensiunan jenderal karena mendukung operasi militer yang terus berlanjut, khususnya serangan terhadap warga sipil. Pengakuan itu disampaikan pada 22 Mei 2025 lalu.Junta militer mengeklaim kelompok itu didukung Pemerintah Persatuan Nasional -- pemerintah bayangan yang terdiri dari sisa-sisa pejabat pemerintah Aung San Suu Kyi yang digulingkan. Kelompok itu juga disebut membayar pembunuh bayaran sekitar 200.000 MMK (setara Rp 1,5 juta).Juru bicara NUG, Nay Phone Latt, membantah pemerintah bayangan membayar sejumlah uang untuk membunuh."Tidak benar kami membayar orang untuk membunuh orang lain," katanya.Sejak kudeta, junta militer Myanmar menangkap lebih dari 20 ribu orang termasuk lebih dari 6 ribu perempuan dan 600 anak-anak.Korban tewas dari kalangan warga sipil dan aktivis pro-demokrasi selama itu mencapai lebih dari 6.700 orang, termasuk 1.646 perempuan dan 825 anak-anak.Junta militer mengatakan tidak menargetkan warga sipil. Mereka juga menyebut operasi yang dilakukan merupakan respons terhadap serangan teroris demi mempertahankan perdamaian dan stabilitas negara.