RSUP Prof R D Kandou Manado. (foto: istimewa)MANADO - Viral seorang pasien di RSUP Prof R D Kandou Manado bernama Gabriel Sineleyan, yang mengeluh tidak mendapatkan tindakan operasi karena alat untuk melakukan operasi bedah dalam kondisi rusak.Pada unggahannya di media sosial, Rocky Lumintang, keluarga pasien menyebutkan jika kondisi itu terjadi selama dua bulan, di mana pihak rumah sakit seolah tak ada upaya untuk melakukan tindakan operasi, padahal pasien sudah dalam kondisi yang sangat parah.Masih dalam unggahan tersebut, disebutkan jika mereka yang selalu bertanya soal tindakan operasi, selalu mendapatkan jawaban tentang kerusakan alat tersebut dan belum bisa diperbaiki."Terakhir tadi kami ke bagian humas dari bagian humas mengatakan alat tersebut rusak dari 3 Minggu yang lalu, sedangkan kami sudah berkonsultasi dengan dokter Poli bedah saraf pada tanggal 22 April 2025 dan dokter mengatakan bahwa alat itu rusak dan sampai sekarang belum jadi. Ini menyangkut nyawa seseorang 🙏🙏Orang tua Gabriel saat ini sudah tidak tahu harus berbuat apalagi untuk keselamatan anak mereka," tulis unggahan tersebut.Manajer Humas RSUP Prof Kandou, Ruslianto Urendeng, membenarkan keterangan mengenai kerusakan alat medis yang terjadi. Dijelaskan, jika pihak rumah sakit telah menyampaikan kondisi tersebut kepada pihak keluarga pasien.“Tim humas sudah melakukan komunikasi dan edukasi kepada pihak keluarga pasien soal kendala yang terjadi,” kata Ruslianto, Kamis (5/6).Ia menjelaskan, pihak rumah sakit juga telah berupaya maksimal untuk kembali memperbaiki kerusakan alat, sehingga tindakan medis yang diperlukan pasien dapat segera dilakukan.Menurutnya, berdasarkan upaya yang dilakukan rumah sakit, jika pada saat ini atau tepatnya pada Kamis siang hari alat tersebut sudah bisa digunakan, dan pihak rumah sakit juga telah mengkonfirmasi kepada pihak keluarga.“Hari ini pukul 14.30 Wita, alat medis sudah diperbaiki dan telah tiba di RSUP Prof Kandou,” ujarnya.Lebih lanjut, Ruslianto menegaskan bahwa pihaknya akan memastikan layanan medis kepada pasien dapat segera dilakukan.“Kami sudah beri tahu pihak keluarga, dan juga telah menunjukkan bukti penerimaan barang sebagai bagian dari transparansi kami,” katanya kembali.Sementara itu, Rocky Lumintang, keluarga pasien, mengaku jika nanti sudah viral baru ada titik terang terkait keberadaan alat tersebut, setelah hampir dua bulan ini tidak ada respons baik."Tapi kami bersyukur alatnya baru (sudah) ada," ujar Rocky kembali.