Daging Merah Bikin Kolesterol Naik? Begini Cara Aman Konsumsinya

Wait 5 sec.

Ilustrasi daging kambing (Freepik)JAKARTA - Menjaga pola makan seimbang sangat penting untuk mencegah lonjakan kolesterol, terutama saat konsumsi daging meningkat seperti pada momen perayaan Iduladha.Kombinasi antara protein hewani, karbohidrat kompleks, serat dari sayuran, serta buah-buahan diperlukan untuk mendukung metabolisme tubuh secara optimal.Dokter spesialis gizi klinik, Dr. dr. Luciana B. Sutanto, MS, SpGK(K), mengingatkan bahwa meskipun daging merah merupakan sumber protein berkualitas tinggi, konsumsi berlebihan tanpa kontrol justru dapat memicu masalah kesehatan seperti kolesterol tinggi, peningkatan trigliserida, hingga gangguan asam urat.“Daging memang bagus untuk tubuh, tapi porsinya tetap harus dikendalikan. Kalau berlebihan, apalagi tanpa diimbangi sayur dan karbohidrat yang cukup, bisa berdampak buruk,” ujarnya seperti dikutip ANTARA, 5 Juni.Luciana menambahkan, masyarakat cenderung menyantap banyak olahan daging saat Idul Adha, namun kerap mengabaikan keseimbangan gizi. Ia menekankan pentingnya mengonsumsi sayur dalam porsi besar dan buah sebagai penyeimbang.Selain jenis makanan, cara mengolah daging juga berpengaruh besar terhadap kadar kolesterol. Metode memasak seperti digoreng, terutama dengan minyak jenuh, berpotensi meningkatkan kandungan lemak jahat dalam tubuh.“Rebus, kukus, atau panggang tanpa bagian gosong jauh lebih disarankan. Daging yang terbakar justru mengandung zat karsinogenik yang tidak baik,” jelasnya.Sebagai Presiden Perhimpunan Nutrisi Indonesia (INA), Luciana juga mendorong masyarakat untuk lebih aktif secara fisik. Menurutnya, aktivitas seperti berjalan cepat, berenang, atau bersepeda selama minimal 30 menit per hari dapat membantu membakar lemak dan menyeimbangkan kadar kolesterol dalam darah.Ia juga menanggapi mitos soal konsumsi teh hijau atau infused water yang dipercaya bisa langsung menurunkan kolesterol. Menurutnya, proses penurunan kadar kolesterol tidak bisa terjadi secara instan.“Butuh waktu dan konsistensi dalam pola makan serta gaya hidup sehat. Minuman herbal hanya bersifat pendukung, bukan solusi utama,” tandasnya.