Ilustrasi anak mengerjakan PR. Foto: imtmphoto/ShutterstockPemerintah Kota Yogyakarta (Pemkot Yogya) tak akan ikut-ikutan Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) yang melarang sekolah memberikan PR (pekerjaan rumah) kepada siswa."Kami sebetulnya tidak serta-merta, istilahnya ikut-ikutan kalau 'Wah, ini membebaskan PR, terus enggak ada PR itu', karena saya kira sistem pendidikan itu sudah tersistem. Ada sistemnya, ada kurikulumnya," kata Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, ditemui di Balai Kota Yogyakarta, Kamis (5/6)."Ibaratnya sudah ada penugasan berapa, tatap muka berapa jam, itu kan sudah ada, sudah ada aturannya," jelasnya.Jika Pemkot Yogya akan mengubah soal PR maka perlu menggunakan regulasi baru.Lalu apakah Hasto melihat PR ini masih penting untuk siswa?"Saya tidak menganggap penting, tapi PR ini masuk di dalam satu sistem dalam penyelenggaraan pendidikan di Kota Yogya sehingga kami tidak serta-merta melarang untuk tidak memberikan PR karena itu menjadi bagian dari sistem pembelajaran," ujar Hasto.Berkaca ke Pelatihan di ASIlustrasi anak mengerjakan PR. Foto: Kaikoro/ShutterstockDi sisi lain, Hasto yang merupakan dokter spesialis kandungan ini mengatakan ketika dirinya mengikuti pelatihan di Amerika Serikat, dia masih mendapatkan PR."Dikasih PR 20 lembar. PR-nya cuma suruh baca, suruh baca, besok suruh menerangkan, itu. Iya. Baca. Membaca, itu kan penting, kalau menurut saya," katanya.Soal PR ini menurut Hasto yang penting adalah takarannya sehingga tidak membebani siswa."Bahwa di rumah itu tetap membaca, itu penting menurut saya," kata Hasto."Tapi PR-nya kan bukan terus harus nulis, harus ngisi, harus ini, kan, enggak," pungkasnya.Pemda DIY Nilai PR PentingKepala Disdikpora Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Suhirman menjelaskan PR tetap penting."Kalau kami masih ada (PR), asal tidak terlalu memberatkan siswa," kata Suhirman melalui sambungan telepon."Karena kadang-kadang PR itu kami anggap perlu, penting. Satu untuk kerja sama antar-siswa di rumah, kemudian nanti untuk komunikasi dan lingkungan. PR kan tidak harus mapel (mata pelajaran) ya. Ada beberapa tugas tertentu," ujar dia.PR bertujuan agar siswa belajar secara berkesinambungan dari di sekolah dan di rumah."(Penting) enggak memberatkan (siswa), yang ringan-ringan untuk pengembangan," kata Suhirman.