Presiden Putin Siap Bantu Presiden Trump dalam Negosiasi Nuklir dengan Iran

Wait 5 sec.

Dmitry Peskov. (Sumber: Kremlin)JAKARTA - Presiden Vladimir Putin mengatakan kepada Presiden Amerika Serikat Donald Trump, Ia siap menggunakan kemitraan erat Rusia dengan Iran untuk membantu negosiasi mengenai program nuklir Iran, kata Kremlin pada Hari Kamis."Kami memiliki hubungan kemitraan yang erat dengan Teheran dan, tentu saja, Presiden Putin mengatakan bahwa kami siap menggunakan tingkat kemitraan ini dengan Teheran untuk memfasilitasi dan berkontribusi pada negosiasi yang sedang berlangsung guna menyelesaikan masalah berkas nuklir Iran," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada wartawan pada Hari Kamis, melansir Reuters 5 Juni.Presiden Trump mengatakan setelah panggilan telepon dengan Presiden Putin pada Hari Rabu, waktu hampir habis bagi Iran untuk membuat keputusan mengenai program nuklirnya.Ia juga yakin, Presiden Putin setuju jika Iran tidak boleh memiliki senjata nuklir.Presiden Putin, menurut Presiden Trump, menyarankan agar Ia berpartisipasi dalam diskusi dengan Iran dan "Ia mungkin dapat membantu menyelesaikan ini dengan cepat", meskipun Iran "berjalan lambat".Ketika ditanya kapan Presiden Putin dapat bergabung dalam negosiasi tersebut, Peskov mengatakan dialog dengan Teheran dan Washington terus berlanjut melalui berbagai saluran."Presiden akan dapat terlibat bila diperlukan," kata Peskov.Sebelumnya, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengatakan pada Hari Rabu, menghentikan pengayaan uranium adalah "100 persen" bertentangan dengan kepentingan negara tersebut, menolak tuntutan utama AS dalam pembicaraan untuk menyelesaikan pertikaian selama puluhan tahun atas ambisi nuklir Teheran.Usulan AS untuk kesepakatan nuklir baru disampaikan kepada Iran pada Hari Sabtu oleh Oman, yang telah memediasi pembicaraan antara Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araqchi dan utusan Timur Tengah Presiden Donald Trump, Steve Witkoff.Setelah lima putaran pembicaraan, beberapa masalah yang sulit dijembatani masih ada, termasuk desakan Iran untuk mempertahankan pengayaan uranium di wilayahnya dan penolakan Teheran untuk mengirim ke luar negeri seluruh persediaan uranium yang sangat diperkaya yang dimilikinya, bahan baku yang mungkin untuk bom nuklir.Khamenei, yang memiliki keputusan akhir dalam semua masalah negara, tidak mengatakan apa pun tentang penghentian perundingan, tetapi mengatakan usulan AS "bertentangan dengan keyakinan bangsa kita pada kemandirian dan prinsip 'Kita Bisa'".