Acara yang diselenggarakan oleh Global Alliance of Territorial Communities (GATC) bersama Rights and Resources Initiative (RRI) ini mempertemukan penjaga hutan dari Amazon, Kongo, Borneo-Mekong-Asia Tenggara, dan Mesoamerika—wilayah kunci penyangga keanekaragaman hayati dan penyeimbang iklim global. Rukka Sombolinggi, Sekretaris Jenderal AMAN, menegaskan pentingnya menghindari beban administratif berlebihan yang justru dapat melemahkan peran masyarakat adat sebagai penjaga bumi. Kongres ini menyoroti peran krusial perempuan adat dalam pelestarian hutan, dengan dukungan pendanaan sebesar US$270.000 untuk inisiatif perempuan adat di delapan negara Afrika. Menteri Ekonomi Kehutanan Republik Kongo, Rosalie Matondo, menekankan pentingnya sinergi antara perlindungan lingkungan, pertumbuhan ekonomi, dan partisipasi aktif masyarakat adat. Para peserta sepakat untuk memperkuat koalisi global guna menjadikan hak, pengetahuan, dan sistem kehidupan masyarakat adat sebagai pusat tata kelola lingkungan dunia, terutama menjelang COP30 di Brasil November 2025.