Waspadai Penularan Demam Berdarah Melalui Gigitan Nyamuk Aedes Aegypti

Wait 5 sec.

Ilustrasi penularan demam berdarah (Freepik)JAKARTA - Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti, terutama betina.Nyamuk ini menjadi vektor utama penyebaran virus dengue, yang sering menimbulkan wabah saat musim hujan atau dalam kondisi lingkungan yang mendukung perkembangbiakan nyamuk.Dokter Spesialis Anak dan Konsultan Infeksi serta Penyakit Tropis dari FKUI-RSCM, Dr. dr. Mulya Rahma Karyanti, Sp.A(K), M.Sc, PhD, menjelaskan hanya nyamuk betina Aedes aegypti yang dapat menularkan virus dengue karena mereka membutuhkan darah manusia untuk proses pematangan telur. Sementara itu, nyamuk jantan hanya mengisap cairan dari tumbuhan dan tidak berperan dalam penularan penyakit ini.Setelah menggigit seseorang yang sudah terinfeksi, nyamuk betina dapat menjadi sumber penularan dengue dalam jarak sekitar 100 hingga 200 meter dari lokasi awal. Ini menjelaskan mengapa dalam satu rumah atau lingkungan padat, lebih dari satu anggota keluarga bisa terserang DBD, apalagi saat aktivitas masyarakat dibatasi seperti saat pandemi.Dr. Mulya menegaskan demam berdarah tidak menyebar melalui udara, droplet, atau kontak langsung antar manusia, tetapi murni ditularkan lewat gigitan nyamuk pembawa virus.Untuk mengendalikan penyebaran penyakit ini, ia mengimbau masyarakat agar rutin melakukan langkah-langkah 3M Plus: menguras tempat penampungan air, menutup wadah air, dan mengubur barang bekas yang berpotensi menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk.“Cukup satu kali seminggu membersihkan kamar mandi dan tempat air, itu sudah sangat membantu,” ujarnya, seperti dikutip ANTARA.Selain tempat-tempat yang mudah terlihat, perhatian juga perlu diberikan pada area tersembunyi seperti bawah dispenser, kolong lemari, wadah air hewan peliharaan, dan pot bunga. Titik-titik ini sering luput dari pengawasan dan menjadi tempat favorit nyamuk berkembang biak.Dalam upaya pencegahan yang lebih luas, Dr. Mulya juga menyampaikan saat ini telah tersedia vaksin dengue untuk anak-anak dan dewasa dengan rentang usia 6 hingga 45 tahun. Vaksin diberikan dalam dua dosis dengan jeda tiga bulan, dan memiliki efektivitas hingga 86% dalam mencegah bentuk dengue berat.Meski vaksinasi menjadi langkah penting, ia menekankan kebiasaan menjaga kebersihan lingkungan tetap harus dilakukan untuk perlindungan maksimal. “Vaksin bukan pengganti 3M, tapi pelengkap,” katanya.Sebagai tambahan, inovasi terbaru dalam pengendalian nyamuk kini hadir dalam bentuk nyamuk yang telah disuntik bakteri Wolbachia. Bakteri ini mencegah virus dengue berkembang dalam tubuh nyamuk, sehingga nyamuk tersebut tidak bisa lagi menularkan virus kepada manusia.Upaya pencegahan komprehensif—baik melalui edukasi, vaksinasi, maupun teknologi—menjadi kunci utama untuk menekan angka kasus demam berdarah di Indonesia.