Harga Bahan Baku Matcha di Jepang Melesat 170 Persen Akibat Gelombag Panas

Wait 5 sec.

Matcha Foto: Shutter StockProduksi teh hijau matcha di Jepang menghadapi tantangan akibat adanya gelombang panas ekstrem. Kondisi tersebut membuat pasokan tencha yang merupakan bahan baku matcha tertekan dan harga terus melonjak tinggi.Dikutip dari Reuters, Minggu (6/7) harga tencha melonjak tajam. Pada Mei lalu harga tencha di Kyoto sempat menyentuh 8.235 yen atau sekitar Rp 924.000 (kurs Rp 112 per yen) per kilogram, naik 170 persen dibanding tahun sebelumnya dan jauh melampaui rekor sebelumnya yang tercatat pada 2016.Kyoto merupakan penyumbang seperempat produksi tencha di Jepang, wilayah tersebut terkena dampak yang parah dari musim panas. Hal ini membuat hasil panen tencha periode April sampai Mei 2025 sangat rendah.Salah satu petani tencha di Uji, Kyoto, yakni Masahiro Yoshida, hanya berhasil panen 1,5 ton pada periode panen lalu. Angka ini lebih rendah dari panen biasanya yang mencapai 2 ton."Musim panas tahun lalu terlalu panas, sampai-sampai tanaman rusak. Kami jadi tak bisa memetik banyak daun teh," kata Yoshida.Matcha Foto: Shutter StockKenaikan harga tencha akibat pasokan yang tertekan tersebut terjadi di tengah permintaan global terhadap matcha tengah meningkat. Saat ini matcha banyak diminati oleh generasi milenial dan Gen Z yang senang mencari pilihan minuman sehat. Terkait itu, matcha memang memiliki antioksidan yang tinggi serta mengandung kafein lebih tinggi dibanding teh hijau biasa.Kini matcha kini banyak ditawarkan dalam bentuk latte, smoothie sampai dessert di berbagai kafe di seluruh dunia.Dengan kondisi saat ini, beberapa distributor seperti Tealife bahkan sempat membatasi jumlah pembelian. Pendiri Tealife, Yuki Ishii menyebut memang ada peningkatan permintaan dari pelanggan hingga sepuluh kali lipat dalam setahun terakhir. Permintaan ini masih terus naik meskipun pasokan dari Jepang semakin menipis."Saya hampir selalu kehabisan stok," kata Yuki.Berdasarkan Asosiasi Produksi Teh Jepang, produksi tencha di Jepang mencapai 5.336 ton pada 2024 atau meningkat hampir 2,7 kali lipat dibanding 10 tahun. Peningkatan ini terjadi seiring makin banyak petani yang beralih menanam tencha. Meski begitu, pendiri perusahaan penggilingan teh Ooika Co di New Jersey yang membeli tencha langsung dari petani Uji, Marc Falzon, memperkirakan hasil panen tahun ini akan lebih rendah."Banyak yang berharap panen tahun ini bisa menutup kekurangan, tapi sepertinya itu tak akan terjadi," kata Falzon.Di Jepang, ekspor teh hijau termasuk matcha memang melonjak 25 persen secara nilai menjadi 36,4 miliar yen. Hal ini didorong permintaan teh bubuk yang tinggi. Secara volume, ekspor naik 16 persen.Saat ini produsen matcha Jepang sedang berupaya untuk meningkatkan produksi. Meski begitu langkah tersebut tidak akan menyelesaikan masalah dalam waktu dekat. Penanaman tencha di ladang baru membutuhkan waktu hingga lima tahun sebelum siap panen. Untuk itu Falzon memperkirakan harga matcha dapat melonjak lebih tinggi lagi."Saya rasa kita akan melihat kenaikan harga yang lebih drastis lagi," ujar Falzon.