Duka Mendalam Keluarga Korban Tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya

Wait 5 sec.

Korban selamat tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya dipeluk keluarganya usai diserahkan oleh Tim SAR gabungan di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis (3/7/2025). Foto: Budi Candra Setya/ANTARA FOTOMusibah tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya menyisakan duka mendalam bagi para keluarga yang ditinggalkan. Banyak dari mereka masih menanti kabar bagi mereka yang hilang. Beberapa menceritakan momen-momen terakhir mereka sebelum kapal nahas itu tenggelam. Berikut kumparan rangkum sejumlah kisah pilu mereka.Pelukan Terakhir Toni Untuk Sang Ayah saat KMP Tunu Pratama KaramEko Toniansyah atau Toni, memeluk dengan erat jenazah ayahnya, Eko Satriyo, saat KMP Tunu Pratama Jaya karam. Dengan pelampung sederhana, Toni tak meninggalkan ayahnya sampai tim evakuasi datang 5 jam kemudian. "Toni terus memeluk ayahnya di laut. Katanya nggak bisa ninggalin," kata ibunda dari Toni, Misatun Altuniyah, dengan mata berkaca-kaca saat ditemui kumparan di kediamannya di Jalan Argopuro, Banyuwangi, pada Sabtu (5/7).Misatun menjelaskan, suami dan anaknya pergi ke Singaraja, Bali, untuk mengantarkan semen. Saat berada di kapal, Eko dan Toni berada di dek yang berbeda. Toni ada di atas dek, sementara Eko masih di truk. Saat kapal akan karam, Eko naik ke atas untuk menemui Toni karena kehabisan rokok.Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi (tengah) bersama Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nanang Avianto saat penyerahan jenazah korban tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya kepada pihak keluarga di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis (3/7/2025). Foto: Budi Candra Setya/ANTARA FOTODi sana, Toni memberinya rokok lalu memintanya tetap di dek agar bisa mengobrol dan menunggu bersama. Namun begitu, tak berselang lama, kapal dihantam ombak tinggi hingga membuat kapal oleng kemudian tenggelam."Keduanya sempat memakai pelampung. Nggak loncat, tapi ikut tenggelam sambil berdiri di pinggir dek," ucap dia.Saat kapal karam, Eko dan Toni terseret ke dalam laut. Toni mengaku sempat terhisap arus ke dasar selama sekitar 20 detik kemudian berhasil muncul kembali ke permukaan. Akan tetapi, saat kembali muncul ke permukaan, Toni mendapati ayahnya sudah tiada."Kasihan ya suami saya. Dia bilang sayang, tapi lalu pergi untuk mencari rezeki," kata dia.Misatun tak memiliki firasat buruk apapun ketika Eko pergi. Namun begitu, dia mengaku sempat mendapat pesan berisi permintaan maaf dari suaminya. Dia tak menyangka pesan itu menjadi pesan terakhir dari suaminya."Istriku sayang, aku minta maaf," ujar dia menirukan bunyi pesan terakhir dari suaminya.Tabur Bunga Untuk KMP Tunu Pratama di Selat BaliPerairan Selat Bali menjadi saksi bisu duka mendalam orang tua yang kehilangan anak dan menantunya dalam tragedi tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya.Ahmad dan Suryani, pasangan suami-istri asal Banyuwangi, Jawa Timur, berdiri di Dermaga Ponton Pelabuhan ASDP Ketapang, Sabtu (5/7). Di tangannya, mereka menyiapkan kantong plastik berisi bunga.Tanpa banyak kata, mereka menaburkan bunga ke laut. Bukan sekadar ritual, tapi harapan agar anak dan menantu mereka, Bintang Nur Hidayat dan Elly—yang sedang hamil 5 bulan, segera ditemukan.Keluarga korban KMP Tunu Pratama Jaya melakukan tabur bunga di Dermaga Ponton Pelabuhan ASDP Ketapang, Sabtu (5/7). Foto: Dok. Istimewa“Kalau memang sudah meninggal, kami cuma ingin jasadnya ditemukan,” ucap Suryani di lokasi.Bintang adalah sopir truk Fuso yang saat itu sedang dalam perjalanan mengirim beras ke Bali. Elly, istrinya, ikut serta meski tengah mengandung.Sebuah keputusan yang tidak biasa, menurut Suryani. “Biasanya nggak pernah ngajak istri. Tapi kemarin itu istrinya yang minta ikut,” ceritanya.Perkembangan Terkini Pencarian Korban: Tim SAR Deteksi Diduga Bangkai Kapal, 29 Orang Belum DitemukanMemasuki hari ketiga pencarian, Tim SAR Gabungan mengidentifikasi sebuah objek di dasar laut yang diduga kuat merupakan bangkai KMP Tunu Pratama Jaya yang tenggelam di Selat Bali.Deputi Operasi SAR dan Kesiapsiagaan Basarnas, Laksamana Muda TNI Ribut Eko Suyatno, mengungkapkan bahwa objek mencurigakan itu ditemukan sekitar 1 hingga 1,2 mil laut dari titik kapal dilaporkan tenggelam atau di kedalaman 40 sampai 60 meter.“Bentuk dan ukurannya sangat mirip dengan spesifikasi KMP Tunu Pratama Jaya. Tapi untuk memastikan, kami masih butuh verifikasi lanjutan,” kata Ribut Eko Suyatno dalam konferensi pers di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur, Sabtu (5/7).Deputi Operasi SAR dan Kesiapsiagaan Basarnas, Laksamana Muda TNI Ribut Eko Suyatno memberikan keterangan pers terkait tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Sabtu (5/7). Foto: Dok. kumparanSementara itu, data pencarian korban masih belum berubah sejak Jumat (4/7). Sehingga, data korban KMP Tunu pada Sabtu (5/7) masih sama: 30 korban selamat, 6 korban tewas, dan 29 korban masih belum ditemukan."Sampai dengan sore hari ini, update data baik itu di Posko Evakuasi di Gilimanuk maupun Posko Utama yang ada di Ketapang, belum ada hasil yang kami temukan," kata Kepala Basarnas I Nyoman Sidakarya di Pelabuhan Gilimanuk, Bali, Sabtu (5/7).Pemilik KMP Tunu Jaya Pratama Akhirnya Bicara: Mohon Maaf, Tanggung Jawab KamiPemilik Kapal Motor Penyeberangan (KMP) Tunu Pratama Jaya, PT Raputra Jaya (sebelumnya tertulis PT Pasca Dana Sundari), akhirnya berbicara atas tragedi karamnya kapal tersebut.Perwakilan perusahaan, Ulumudin, meminta maaf atas kejadian yang menewaskan 6 orang—dan 30 orang lainnya masih hilang—tersebut.Perwakilan PT Raputra Jaya, Ulum Udin (kemeja biru) saat jumpa pers di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Sabtu (5/7/2025). Foto: Dok. kumparan"Pertama dan utama kami menyampaikan permohonan maaf yang sedalam-dalamnya atas kejadian ini. Kami sangat berduka atas musibah yang menimbulkan korban jiwa," ujar Ulumudin dalam konferensi pers di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Sabtu (5/7)."Sebagai operator pelayaran, kami menyadari sepenuhnya bahwa keselamatan dan keamanan penumpang adalah tanggung jawab utama kami," kata Ulumudin.Ulumudin belum bersedia memberikan keterangan mengenai penyebab kapal tenggelam maupun perbedaan data manifes dan korban.“Saya belum bisa menjelaskan saat ini,” ujarnya singkat saat dicecar awak media.