Pexels/John MarkJAKARTA - Penelitian mengungkapkan bahwa orang yang sering terbangun karena mimpi buruk memiliki risiko mengalami kematian muda. Penelitian ini dipresentasikan pada European Academy of Neurology (EAN) Congress 2025 yang digelar belum lama ini.Para peneliti mengatakan bahwa orang dewasa yang mimpi buruk tiap minggu memiliki risiko meninggal sebelum 75 tahun hampir tiga kali lebih besar. Penelitian tersebut dilakukan dengan menggabungkan data dari empat studi jangka panjang di Amerika Serikat, yang melibatkan empat ribu partisipan berusia 26 sampai 74 tahun.Dikutip dari Today, pada Minggu, 6 Juli 2025, pada awal studi, partisipan melaporkan seberapa sering mereka mengalami mimpi buruk hingga mengganggu tidur. Kemudian 18 tahun berikutnya, peneliti melacak berapa orang yang meninggal secara prematur dan hasilnya mencapai 227 orang.Setelah mempertimbangkan faktor risiko lain seperti usia, jenis kelamin, berat badan, kesehatan mental, hingga merokok, ditemukan bahwa orang yang mimpi buruk tiap minggu hampir tiga kali lebih berisiko meninggal lebih muda.Peneliti juga menemukan bahwa orang yang mengalami mimpi buruk ternyata secara biologis lebih tua dari usia asli mereka. Hal ini dapat terjadi karena mimpi buruk berkaitan erat dengan rapid-eye movement (REM), ketika otak sangat aktif tetapi tubuh tidak bergerak.Adrenalin, kortisol, dan zat kimia stres lainnya melonjak secara tiba-tiba dan bisa sekuat ketika manusia sadar. Jika hal ini terus terjadi, maka respons stres tubuh akan menyala sepanjang hari, yang memicu peradangan, peningkatan tekanan darah, dan mempercepat proses penuaan yang akhirnya merusak sel-sel.“Bagi mereka yang sering mengalami mimpi buruk, stres kumulatif ini dapat secara signifikan mempengaruhi proses penuaan,” kata pemimpin studi, Dr. Abidemi Otaiku.Selain itu, mimpi buruk juga dapat mengganggu kualitas dan durasi tidur. Padahal, tidur yang berkualitas sangat dibutuhkan setiap harinya agar tubuh dapat beristirahat maksimal dan melakukan perbaikan sel.“Mimpi buruk juga menganggu kualitas dan durasi tidur, merusak pemulihan dan perbaikan sel tubuh yang penting dalam semalam,” lanjutnya.Oleh karena itu, bagi orang yang sering mengalami mimpi buruk disarankan untuk mengatasinya demi terhindar dari kematian dini. Otaiku mengatakan bahwa penanganan terhadap mimpi buruk akan meningkatkan kualitas tidur dan bermanfaat bagi kesehatan fisik.“Penelitian telah menunjukkan bahwa mengobati mimpi buruk dapat meningkatkan kualitas tidur dan kesehatan mental. Mengobati mimpi buruk juga dapat bermanfaat bagi kesehatan fisik,” jelasnya.Beberapa cara untuk mengatasi mimpi buruk adalah dengan menghindari menonton film menyeramkan, menjaga kebersihan tidur dan hindari cahaya layar sebelum tidur, mengelola stres, hingga berkonsultasi dengan ahli untuk pengobatan yang lebih baik.