Prambanan Jazz Festival 2025 yang menggabungkan harmoni musik dan pelestarian budaya untuk pariwisata (dok. Kemenbud)JAKARTA - Prambanan Jazz Festival 2025 kembali memikat hati puluhan ribu penonton dengan paduan unik antara warisan budaya dan pertunjukan musik kelas dunia.Dihelat di kawasan megah Candi Prambanan selama tiga hari, 4–6 Juli, festival ini menyuguhkan pengalaman artistik yang tak terlupakan. Mengangkat tema Sebelas Selaras, festival tahun ini menekankan keselarasan antara musik, alam, dan nilai-nilai budaya Nusantara.Menteri Kebudayaan Fadli Zon turut hadir pada hari kedua acara, Sabtu, 5 Juli, dan memberikan apresiasi mendalam atas penyelenggaraan festival yang dianggap sebagai bentuk nyata diplomasi budaya Indonesia di panggung internasional.“Prambanan Jazz Festival membuktikan bahwa musik adalah bahasa universal. Menggabungkan warisan dunia seperti Candi Prambanan dengan penampilan musisi dari berbagai negara bukan hanya pertunjukan hiburan, melainkan pernyataan kekuatan budaya kita,” ungkap Fadli Zon dalam keterangannya, Minggu, 6 Juli 2025.Menurut Fadli, festival ini menjadi momentum penting dalam memperkuat identitas bangsa melalui sinergi antara generasi dan pelaku seni lokal. Ia menekankan bahwa keberlanjutan festival budaya seperti ini perlu tetap berpijak pada akar tradisi yang kuat.“Setiap festival seharusnya tidak tercerabut dari akar budaya. Keterlibatan kreator lokal serta penggunaan situs bersejarah seperti Prambanan merupakan landasan utama dalam menyampaikan narasi kebudayaan,” lanjutnya.Panggung utama tahun ini menghadirkan kembali Kenny G, ikon jazz dunia yang sebelumnya pernah memukau penonton di edisi awal Prambanan Jazz. Penampilannya bukan hanya menghadirkan nostalgia, tetapi juga menjadi penghormatan atas perjalanan festival yang kini memasuki dekade kedua.Sementara itu, kehadiran eaJ—musisi Korea-Amerika yang dikenal dengan lirik-lirik emosionalnya memberikan warna baru yang segar bagi generasi muda pencinta musik dan industri kreatif.Prambanan Jazz 2025 juga menjadi ruang ekspresi bagi para musisi nasional dari berbagai generasi. Mulai dari nama-nama legendaris seperti Kla Project hingga talenta baru, semua tampil dalam harmoni yang menunjukkan kekayaan dan keragaman musik Indonesia.Nuansa artistik diperkuat melalui kolaborasi dengan Indieguerillas, duo seniman kontemporer asal Yogyakarta. Mereka menciptakan instalasi berjudul Pohon Hayat, yang terinspirasi dari relief Candi Prambanan dan menggambarkan hubungan selaras antara manusia dan alam.Menteri Fadli Zon hadir bersama jajaran pejabat Kementerian Kebudayaan, termasuk Inspektur Jenderal Fryda Lucyana, Direktur Jenderal Ahmad Mahendra, dan Staf Khusus Rachmanda Primayuda. Mereka menikmati penampilan apik dari Kahitna, Raisa, hingga Kla Project di tengah atmosfer budaya yang begitu kental.Tak hanya soal musik, tahun ini Prambanan Jazz juga mengusung kampanye pelestarian busana tradisional dengan mengangkat tema “berkain”. Ribuan pengunjung hadir mengenakan kain Nusantara, memperkuat pesan bahwa budaya bisa dirayakan dalam ekspresi yang modern dan membanggakan.“Melalui festival ini, kita bukan hanya menyaksikan konser, tapi juga memperlihatkan kekayaan tradisi. Mengenakan kain adalah bentuk nyata rasa bangga terhadap warisan budaya kita,” tutup Fadli.