Presiden BaFin, Mark Branson (foto: x @Crypto_Potato)JAKARTA – Otoritas pengawas keuangan Jerman, BaFin (Federal Financial Supervisory Authority), kini memanfaatkan kecerdasan buatan (AI) untuk membantu dalam mendeteksi penyalahgunaan pasar dan pola perdagangan mencurigakan, yang meningkatkan kemungkinan pelaku pelanggaran dapat tertangkap. Hal ini disampaikan oleh seorang pejabat tinggi negara itu pada Senin, 2 Juni.Presiden BaFin, Mark Branson, mengatakan bahwa lembaganya telah mulai menggunakan kecerdasan buatan sejak tahun 2024 dalam sistem analisis pasar dan peringatan dini mereka.“Kami sudah bisa melihat bahwa hasil dari sistem analisis ini menjadi lebih akurat,” kata Branson dalam sebuah konferensi.“Peluang untuk tertangkap dalam perdagangan yang menyalahgunakan pasar belum pernah setinggi ini sebelumnya, dan di Jerman kami tahu bahwa hukuman untuk pelanggaran ini juga bisa sangat berat,” tambahnya.Di bawah kepemimpinan Branson, BaFin berusaha memperbaiki reputasinya setelah runtuhnya Wirecard, sebuah perusahaan teknologi pembayaran yang dulunya dianggap sebagai kebanggaan Jerman dan pernah bernilai hingga 28 miliar dolar AS (setara Rp457 triliun).BaFin sebelumnya gagal mendeteksi skandal akuntansi besar di Wirecard sebelum perusahaan itu bangkrut pada tahun 2020. Kegagalan tersebut mendorong reformasi internal besar-besaran, termasuk pergantian pimpinan dan penambahan wewenang kepada BaFin untuk lebih tajam dalam mengidentifikasi dan menyelidiki pelanggaran di sektor keuangan.