Khazrati Imam, destinasi wisata yang populer di kawasan Asia Tengah (Freepik)JAKARTA - Wilayah Asia Tengah perlahan namun pasti mencuri perhatian para pelancong dunia. Dengan kekayaan budaya, sejarah kuno, serta lanskap alam yang masih alami, kawasan yang dahulu menjadi bagian penting Jalur Sutra ini semakin populer sebagai destinasi wisata alternatif yang unik dan berkesan.Menurut General Manager of Communication and CRM Golden Rama Tours & Travel, Ricky Hilton, wisatawan masa kini menunjukkan ketertarikan besar terhadap destinasi yang belum terlalu ramai, namun menawarkan pengalaman autentik."Ada keinginan yang kuat untuk menjelajah tempat-tempat baru yang tidak hanya indah, tetapi juga kaya akan budaya dan memiliki nilai sejarah yang kuat," ujar Ricky seperti dikutip ANTARA, Senin, 2 Juni.Ia menyebut Asia Tengah sebagai contoh nyata destinasi yang memenuhi kebutuhan tersebut. Kawasan ini terdiri dari negara-negara seperti Uzbekistan, Kazakhstan, Turkmenistan, Kyrgyzstan, dan Tajikistan yang semuanya menyimpan warisan sejarah, budaya Islam klasik, hingga pesona alam luar biasa.Uzbekistan, misalnya, menyuguhkan kota-kota bersejarah seperti Samarkand dan Bukhara, dengan arsitektur megah berupa madrasah bercorak mozaik, kubah biru, dan kompleks pemakaman yang berasal dari era kekhalifahan Persia. Sebagian besar bangunan ini telah diakui sebagai situs warisan dunia oleh UNESCO.Sementara di Kazakhstan, wisatawan bisa menikmati sisi modern kota Almaty, lengkap dengan panorama menakjubkan dari Gunung Kok Tobe, yang menawarkan pemandangan kota dari ketinggian.Kyrgyzstan juga tak kalah memikat dengan Menara Burana yang berasal dari abad ke-11—sisa kejayaan masa Jalur Sutra—dan Danau Issyk-Kul, danau pegunungan terbesar kedua di dunia yang menawarkan suasana damai dan udara segar.Sedangkan di Tajikistan, para pecinta alam dan pendaki gunung akan menemukan surga tersembunyi di Pegunungan Fann, serta jejak peradaban kuno di runtuhan kota Penjikent yang menyimpan kisah pertukaran budaya lintas zaman.Di Turkmenistan, wisatawan dapat mengunjungi Darvaza Gas Crater kawah gas raksasa yang terus menyala di tengah Gurun Karakum yang sering dijuluki “Gerbang Neraka”. Tak ketinggalan, pengalaman menginap dalam yurt, tenda khas suku nomaden, memberikan sentuhan lokal yang memperkaya pengalaman berwisata.Menurut data dari UNWTO tahun 2023, minat wisatawan global terhadap destinasi yang masih tersembunyi dan memiliki identitas budaya kuat terus meningkat. Laporan Skift Megatrends 2024 juga menyebutkan bahwa tren perjalanan kini bergeser ke arah pencarian “deep cultural connections”, di mana wisatawan tak hanya ingin melihat, tetapi juga memahami dan menyatu secara emosional dengan destinasi yang mereka kunjungi.“Banyak pelanggan kami kini justru tertarik dengan tempat-tempat yang belum banyak dieksplorasi. Mereka ingin membawa pulang cerita yang unik, bukan sekadar mengunjungi lokasi populer yang viral di media sosial,” tutup Ricky.