Tambang di Cirebon Longsor: 17 Orang Tewas, Polisi Dalami Dugaan Kelalaian

Wait 5 sec.

Personil polisi membawai anjing pelacak K-9 di area sekitar lokasi tanah longsor di galian C Gunung Kuda di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Sabtu (31/5/2025). Foto: kumparanHari kedua proses evakuasi dan pencarian korban longsor di area galian C penambangan batu, Gunung Kuda, Dukupuntang, Kabupaten Cirebon, pada Sabtu (31/5) sudah rampung. Berikut rangkuman perkembangan pencarian tersebut.Korban Tewas Jadi 17 OrangSudah 17 orang korban tewas ditemukan dan dievakuasi dari longsoran tambang tersebut. Diduga, masih ada korban lainnya yang tertimbun longsor."Kondisi jenazah terdapat luka-luka dan sudah dalam keadaan kaku, namun tidak ada kesulitan dalam proses identifikasi," kata Kapolresta Cirebon, Kombes Pol Sumarni, kemarin.Status Tanggap DaruratSuasana pencarian korban longsor di area galian C penambangan batu, Gunung Kuda, Dukupuntang, Kabupaten Cirebon. Foto: kumparanPemerintah Provinsi Jawa Barat menetapkan status tanggap darurat selama tujuh hari untuk mempercepat penanganan longsor."Status tanggap darurat mulai hari ini diproses oleh Bupati Cirebon selama tujuh hari untuk memastikan penanganan secara menyeluruh," ujar Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat, Herman Suryatman, Jumat (30/5) malam.Selain menetapkan status darurat, Pemprov Jabar juga menghentikan sementara operasional empat yayasan yang terlibat dalam pengelolaan tambang di Gunung Kuda.Tiga yayasan itu bergerak di bidang eksploitasi tambang, sedangkan satu yayasan lainnya melakukan eksplorasi.Herman menegaskan bahwa penghentian sementara ini dilakukan demi keselamatan masyarakat. Polisi Dalami Dugaan KelalaianKapolda Jabar, Irjen Pol Rudi Setiawan saat meninjau lokasi longsor galian C Gunung Kuda di Kabupaten Cirebon, Sabtu (31/5/2025). Foto: kumparanKepolisian Daerah Jawa Barat mendalami dugaan kelalaian dalam insiden longsor tersebut. Penyidikan ini dilakukan sebagai tindak lanjut pencabutan Izin Usaha Pertambangan oleh Gubernur Jabar, terhadap tiga perusahaan pengelola tambang di lokasi itu.Kapolda Jabar, Irjen Pol Rudi Setiawan, menyatakan bahwa proses penyelidikan telah dimulai sehari setelah kejadian.Sejumlah saksi telah diperiksa untuk mengungkap penyebab kecelakaan. Diduga, longsor terjadi akibat metode penambangan tidak sesuai prosedur.“Sejak kemarin, beberapa saksi telah dimintai keterangan untuk mengetahui akar masalahnya. Kami mendapat informasi adanya kesalahan dalam metode penambangan,” ujar Rudi kemarin.Suasana pencarian korban longsor di area galian C penambangan batu, Gunung Kuda, Dukupuntang, Kabupaten Cirebon. Foto: kumparanIa menegaskan, jika terbukti ada kelalaian dalam penerapan standar operasional keselamatan, proses hukum akan dilanjutkan sesuai undang-undang yang berlaku.Rudi menjelaskan, ada beberapa pasal yang bisa menjerat kelalaian penerapan standar ini. Seperti aturan pertambangan, keselamatan kerja, lingkungan hidup serta Pasal 359 KUHP tentang kelalaian yang mengakibatkan kematian.Penyebab Longsor: Lereng Terjal-Tanah LapukBadan Geologi Kementerian ESDM membeberkan beberapa penyebab terjadinya longsor. Menurut analisa mereka, tambang itu longsor karena kemiringan yang terlalu curam hingga struktur batuan yang lapuk."Kemiringan lereng tebing yang sangat terjal, lebih dari 45 derajat. Kondisi tanah pelapukan dan litologi batuan yang labil," kata Badan Geologi lewat keterangan tertulis mereka, dikutip dari akun instagram resminya, @badan.geologi.Longsor di Gunung Kuda, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, pada Jumat (30/5/2025). Foto: Dok. BPBD JabarBadan Geologi juga menyebut lokasi gerakan tanah berada di area tambang terbuka dengan metode penambangan teknik under cutting.Selain itu, Badan Geologi juga menyebut bahwa lokasi tambang itu terletak di zona kerentanan tinggi."Berdasarkan Peta Zona Kerentanan Gerakan Tanah Kabupaten Cirebon, daerah bencana terletak di Zona Kerentanan Gerakan Tanah Tinggi," tambah badan geologi.Cerita Korban SelamatKorban yang selamat dalam musibah longsor, Taryana (45) menjawab pertanyaan wartawan di Gunung Kuda, Cirebon, Jawa Barat, Sabtu (31/5/2025). Foto: kumparanSalah satu korban selamat, Taryana (45), menceritakan detik-detik tambang itu longsor. Saat kejadian, Taryana mengaku sedang melakukan aktivitas bongkar muat batu di area tambang.Tiba-tiba, ia melihat batu besar bergerak dari atas bukit dan langsung berlari menyelamatkan diri ke dalam kabin truk.“Saya baru muat tiga bucket. Pas lihat ke atas, batu besar mulai gerak. Saya langsung masuk ke truk,” kata Taryana di Posko SAR Gunung Kuda, Sabtu (31/5).Tak lama setelah itu, longsoran menerjang dan menimbun truknya. Taryana terjebak di dalam kabin selama sekitar 30 menit dalam kondisi gelap dan sempit.Personil polisi membawai anjing pelacak K-9 di area sekitar lokasi tanah longsor di galian C Gunung Kuda di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Sabtu (31/5/2025). Foto: kumparanMeski sempat panik, ia berusaha tenang dan menghubungi temannya.“Ponsel saya saat itu masih nyala. Saya langsung telepon teman, minta tolong. Saya bilang masih hidup, kejepit,” ujarnya.Proses evakuasi berlangsung dramatis karena saat kejadian belum ada Tim SAR dan alat berat. Alat dongkrak yang dibawa dua temannya tidak bisa digunakan, sehingga mereka akhirnya memakai pipa besi untuk membengkokkan setir truk agar Taryana bisa keluar.“Setelah setir dibengkokkan, saya bisa keluar. Alhamdulillah selamat. Cuma tangan sedikit nyeri,” tuturnya.Suasana pencarian korban longsor di area galian C penambangan batu, Gunung Kuda, Dukupuntang, Kabupaten Cirebon. Foto: kumparanIa juga melihat beberapa kendaraan lain ikut tertimbun, termasuk mobil yang membawa keluarga pekerja yang kini dinyatakan meninggal dunia.Taryana mengatakan truk miliknya yang tertimbun longsor dan masih belum ditemukan. “Mobil masih tertimbun, mobil dump truck,” katanya.Pada saat terjadi longsor, dia mengaku melihat sekitar 20 orang di sekitar lokasi.“Kebanyakan tukang batu belah, sopir ada juga yang bawa keluarga, ada juga tukang es, pedagang bakso,” ungkapnya.