Laboratorium Nasional Lawrence Berkeley di Berkeley, California. (foto: fedscoop.com)JAKARTA – Departemen Energi Amerika Serikat pada Kamis, 29 Mei, mengumumkan bahwa superkomputer baru bernama "Doudna" yang dijadwalkan rampung pada tahun 2026 akan menggunakan teknologi dari Nvidia dan Dell.Superkomputer ini, yang dinamai untuk menghormati ilmuwan peraih Nobel, Jennifer Doudna, yang menemukan teknologi pengeditan gen CRISPR, akan ditempatkan di Laboratorium Nasional Lawrence Berkeley di Berkeley, California.Dalam sebuah acara yang dihadiri oleh Menteri Energi Chris Wright, para pejabat menjelaskan bahwa sistem ini akan menggunakan chip terbaru Nvidia yang bernama "Vera Rubin," yang akan dipasang di server dengan pendingin cair buatan Dell. Superkomputer ini nantinya akan digunakan oleh sekitar 11.000 peneliti."Superkomputer ini akan mendorong kemajuan penemuan ilmiah, mulai dari bidang kimia, fisika, hingga biologi," kata Menteri Energi AS, Chris Wright, dikutip VOI dari Reuters. Superkomputer yang dioperasikan oleh Departemen Energi AS ini sangat membantu ilmuwan dalam melakukan penelitian ilmiah fundamental. Jennifer Doudna sendiri menyatakan bahwa riset awalnya dalam teknologi CRISPR mendapat dukungan dari Departemen Energi."Menurut saya, saat ini kita berada di momen yang sangat menarik di bidang biologi, di mana biologi bertemu dengan komputasi," kata Doudna.Selain untuk riset ilmiah, superkomputer Departemen Energi juga bertugas dalam merancang dan memelihara persenjataan nuklir Amerika Serikat."Superkomputer ilmiah adalah salah satu instrumen terpenting bagi kemanusiaan. Ini adalah alat utama untuk mendorong penemuan pengetahuan. Ini juga menjadi dasar bagi kepemimpinan teknologi dan ekonomi negara kita, serta keamanan nasional," kata CEO Nvidia, Jensen Huang.Komentar Huang muncul sehari setelah ia memuji Presiden AS, Donald Trump, namun juga mengkritik keras aturan pembatasan ekspor chip Nvidia ke China yang menyebabkan kerugian pendapatan Nvidia hingga miliaran dolar.Senator dari Partai Republik dan Demokrat, Jim Banks dan Elizabeth Warren, mengirim surat kepada Huang pada Rabu 28 Mei untuk menyampaikan kekhawatiran tentang keamanan nasional terkait rencana Nvidia membuka fasilitas riset dan pengembangan di Shanghai."Menjaga chip AI canggih agar tidak jatuh ke tangan Komunis China bukanlah masalah bisnis, melainkan masalah keamanan nasional. Sebagai peringatan bagi perusahaan seperti Nvidia, siapa pun yang melanggar hukum dan mengelak dari kontrol ekspor akan bertanggung jawab," kata Senator Tom Cotton dari Arkansas di platform media sosial X.