Dengan Penanganan yang Tepat, Anak Asma Bisa Tumbuh dan Berkembang Maksimal

Wait 5 sec.

Asma pada anak semakin meningkat angkanya, orang tua perlu mengenali gejalanya supaya bisa ditangani dengan benar. (Freepik)JAKARTA – Asma masih menjadi salah satu penyakit kronis yang banyak dijumpai pada anak-anak. Asma yang tidak tertangani dengan baik memiliki dampak jangka panjang.Asma adalah penyakit kronis pada salura pernapasan yang ditandai dengan sesak akibat peradangan dan penyempitan pada saluran napas. Penderita asma bisa dari berbagai golongan usia, baik muda maupun tua.Penderita asma memiliki saluran pernapasan yang lebih sensitif dibandingkan orang normal. Ketika paru-paru terpapar pemicu asma, otot-otot di saluran pernapasan akan kaku sehingga membuat saluran tersebut menyempit. Selain itu, produksi dahak juga meningkat.Seorang petugas kesehatan memberikan perawatan kepada seorang anak penderita Asma saat pengobatan gratis dan bhakti sosial oleh Yayasan Penyantun Anak Asma Indonesia (YAPNAS) di Kelurahan Marunda, Jakarta, Minggu (17/5). (ANTARA/Prasetyo Utomo/ed/mes/09)Kementerian Kesehatan RI pada 2018 melaporkan ada 2,4 persen dari seluruh penduduk Indonesia menderita asma. Sementara itu, data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di tahun 2019 mencatat bahwa penderita asma di seluruh dunia mencapai 262 juta orang, dengan angka kematian akibat asma mencapai 461 ribu orang.Asma pada Anak Lebih TinggiSekretaris Unit Kerja Koordinasi Respirologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Dr. Wahyuni Indawati, Sp.A Subsp.Respi(K) mengatakan, angka kejadian asma pada anak cenderung lebih tinggi dibandingkan orang dewasa."Angka kejadian asma bervariasi antar negara, tapi diperkirakan sekitar 20 persen pada anak-anak. Jika dihitung secara global, saat ini mencapai 300 juta orang dan diprediksi meningkat menjadi 400 juta pada 2025," ujar Wahyuni dalam webinar daring yang diselenggarakan IDAI.Tidak diketahui apa yang menyebabkan anak menderita asma. Namun, asma merupakan penyakit akibat kelainan genetik. Risiko terjadinya asma semakin tinggi bila ada riwayat anggota keluarga, baik orangtua atau saudara kandung dengan asma.Walau tidak diketahui penyebab pastinya, anak yang menderita asma saluran pernapasannya menjadi lebih sensitif dan mudah menyempit saat terpapar pencetus, seperti debu, polusi, atau aktivitas fisik berlebihan."Saluran napas anak dengan asma itu seperti daun putri malu. Begitu ada pencetus, langsung menguncup, bengkak, dan memproduksi lendir berlebihan," kata dia.Pada anak, gejala khas asma dapat diamati antara lain dari batuk berulang, sesak napas, serta napas berbunyi “ngik-ngik” atau mengi, terutama pada malam atau dini hari. Jika orangtua mengetahui gejala khas asma dan dapat mengendalikannya dengan baik, maka anak tetap bisa menjalani aktivitas normal tanpa terganggu serangan.Tak Batasi Aktivitas Fisik Sebagian besar masyarakat Indonesia menganggap bahwa anak dengan asma harus membatasi aktivitas fisik supaya tidak memicu kambuhnya gejala. Namun, klaim ini justru dibantah Wahyuni.Ia menegaskan, dengan pengendalian yang tepat, anak dengan asma tetap bisa beraktivitas layaknya anak lain. Membatasi aktivitas fisik bukanlah solusi utama dalam menangani asma pada anak.Aktivitas fisik seperti berenang, berjalan-jalan tetap bisa dilakukan anak dengan penyakit asma sambil tetap memantau reaksi tubuh saat melakukan aktivitas fisik tersebut.  "Anak asma bukan berarti tidak boleh olahraga atau bermain. Justru kita ingin anak tetap aktif, asal asmanya terkendali," ujarnya."Jadi intinya bukan membatasi, tetapi mengelola dengan baik. Bahkan, atlet seperti David Beckham pun memiliki asma, tapi tetap bisa berprestasi," Wahyuni menambahkan.Anak dengan penyakit asma tetap dianjurkan melakukan aktivitas fisik seperti berenang, dengan tetap memantau reaksi tubuh. (Unsplash)Agar anak-anak dapat tumbuh maksimal, Wahyuni mendorong orangtua mengenali dan menghindari pencetus gejala seperti debu rumah, bulu hewan, makanan dengan pengawet, hingga asap rokok.“Asma pada anak memang tidak dapat disembuhkan sepenuhnya, tetapi dapat dikendalikan dengan penanganan yang tepat. Kalau terkendali, anak bisa tumbuh dan berkembang seperti anak-anak lainnya tanpa gangguan berarti,” jelas Wahyuni.“Dengan pengobatan yang sesuai dan pengendalian faktor pencetus, anak dengan asma bisa tumbuh sehat dan beraktivitas seperti anak-anak lainnya,” lanjutnya.Jika penyakit asma tidak tertangani dengan baik, dapat menyebabkan pertumbuhan berat badan anak terganggu. Karena itulah, penting bagi orangtua untuk memahami keluhan yang dialami anak sehingga dapat mendaparkan pertolongan yang tepat.