Press conference S-26 Exceptional League di Atrium Mall Kota Kasablanka, Jakarta. Foto: Nabilla Fatiara/kumparanGenerasi Alpha dan Beta yang berkembang di era globalisasi dan perkembangan teknologi menjadi tantangan tersendiri bagi orang tua era kini. Dengan teknologi yang berkembang pesat hingga kehadiran kecerdasan buatan (AI) memungkinkan anak-anak kita belajar berbagai macam hal dengan begitu cepat.Sebagai orang tua, Anda perlu membantu anak-anak agar tetap bisa berdaya di tengah perkembangan zaman. Salah satunya dengan menerapkan multi-learning connect, yaitu ketika orang tua memberikan anaknya kesempatan untuk bereksplorasi untuk belajar berbagai macam hal.Sehingga, si kecil dapat memahami apa yang ia pelajari, lalu kemudian otaknya diasah untuk berpikir kreatif dan pada akhirnya mencintai proses belajar itu sendiri."Supaya mereka jadi generasi yang mahir memecahkan masalah, bukan cuma bergantung sama AI, tapi benar-benar berpikir kritis, memahami masalah, nah itu dibutuhkan multi-learning connect. Ini harus datang dari minatnya anak. Dari pendekatan psikologi perkembangan anak, kita akan sangat kesulitan kalau anak tidak dibekali sesuai minat mereka belajarnya mau apa," kelas psikolog anak dan keluarga, Samanta Elsener, dalam press conference S-26 Exceptional League di Mall Kota Kasablanka, Jakarta, Jumat (30/5).Psikolog Anak dan Keluarga, Samanta Elsener. Foto: Nabila Fatiara/kumparanApa sih yang akan terjadi di otak anak ketika orang tua menerapkan multi-learning connect?Menurut dokter spesialis anak, dr. Ian Suteja, Sp.A, terdapat dua proses yang akan terjadi, yaitu pembentukan saraf baru setiap kali si kecil mendapat tantangan baru. Kemudian ada mielinisasi atau proses di mana saraf di otak akan dibungkus oleh suatu lapisan lemak, yang berfungsi mempermudah jalannya impuls listrik dari otak agar bisa berjalan lebih cepat."Sehingga, otak akan lebih cepat berpikir, melakukan pengukiran memori, hingga meningkatkan fungsi kognitif. Jadi, kalau saraf tidak ada mielinnya, maka biasanya jalannya jadi lambat," ucap dr. Ian."Semakin banyak mielin-nya, semakin cepat impuls listriknya bekerja. Maka itu juga dihubungkan dengan fungsi kognitifnya menjadi lebih baik," imbuh dia.Press conference S-26 Exceptional League di Atrium Mall Kota Kasablanka, Jakarta. Foto: Nabilla Fatiara/kumparanMulti-learning connect sendiri rupanya telah diterapkan oleh bio-scientist, Carina Joe. Ia bercerita sejak kecil kedua orang tuanya telah mempercayai bahwa anak-anaknya memiliki potensinya masing-masing. Sehingga, ia dibebaskan untuk berkreasi di berbagai bidang yang disukai."Jadi sejak kecil saya selalu mengikuti pameran pendidikan untuk mencari tahu apa yang menjadi minat bakat saya. Dan akhirnya, saya memutuskan untuk mengambil bidang bioteknologi. Waktu itu, bapak dan ibu saya mungkin masih awam dengan bidang ini, tapi mereka tetap mempercayai saya. Dukungan mereka membuat saya bisa tumbuh menjadi lifelong learner, yang bisa beradaptasi dengan masa depan yang berubah dan berkembang," cerita Carina.Komitmen Wyeth S-26 Hadirkan Proses Belajar yang Aktif dan Menyenangkan Bagi AnakPress conference S-26 Exceptional League di Atrium Mall Kota Kasablanka, Jakarta. Foto: Nabilla Fatiara/kumparanDan seiring dengan berkembangnya zaman anak-anak kita, yakni Generasi Alpha dan Beta, mendorong Wyeth Nutrition S-26 menggelar kampanye bertajuk #SemuaBisaJadiHebat. Sehingga, diharapkan anak-anak bisa tumbuh menjadi sosok exceptional (luar biasa) yang siap menghadapi berbagai tantangan di masa depan."Kita percaya anak-anak Indonesia semua bisa jadi sehat dengan cara uniknya masing-masing. Tentunya dengan dukungan nutrisi dan stimulasi yang tepat, Makanya, kita menekankan pentingnya multi-learning connect," ujar Category Marketing Manager Wyeth Nutrition S-26, Vera Niki Gozali.Press conference S-26 Exceptional League di Atrium Mall Kota Kasablanka, Jakarta. Foto: Nabilla Fatiara/kumparanKomitmen Wyeth Nutrition S-26 diwujudkan lewat acara S-26 Exceptional League. Acara pembelajaran imersif pertama di Indonesia yang dikembangkan langsung oleh Wyeth Nutrition Neurocognition Expert ini hadir dengan konsep 'Future City', lho.Beragam aktivitas seru dan menyenangkan di lima area S-26 Exceptional League juga dilengkapi dengan kecanggihan S-26 Exceptional Brain Visualizer, yakni teknologi EEG (electroncephalogram) dalam bentuk headband. Alat ini bisa melihat secara real time area otak anak saat bermain.Tertarik mencobanya, Moms? Yuk, hadiri S-26 Exceptional League di Atrium Mall Kota Kasablanka yang berlangsung 30 Mei-1 Juni 2025.