Elon Musk bersama Donald Trump. Foto: Mandel Ngan/AFPElon Musk mengajukan pengunduran diri dari jabatannya di pemerintahan Amerika Serikat pada Rabu (28/5).Tindakan itu menandai akhir dari keterlibatannya dalam misi efisiensi federal yang sempat digadang-gadang Presiden Donald Trump.Pengumuman datang setelah ketegangan terbuka antara keduanya terkait rancangan undang-undang (RUU) pengeluaran negara yang digagas Gedung Putih.“Karena masa jabatan saya sebagai Pegawai Pemerintah Khusus akan segera berakhir, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Presiden Trump atas kesempatan untuk mengurangi pemborosan pengeluaran,” tulis Musk di platform X, mengutip AFP.Ia menambahkan, “Misi DOGE akan terus berkembang sebagai cara hidup di pemerintahan.”DOGE atau Department of Government Efficiency adalah unit khusus yang dibentuk Trump pada awal 2025 dan dipimpin langsung oleh Musk.Misinya memangkas belanja negara dan merampingkan birokrasi.Namun dalam beberapa bulan terakhir, Musk mengaku misi itu dijadikan kambing hitam atas berbagai masalah struktural.RUU Belanja Besar-besaran AS Jadi Puncak Kekecewaan Elon Musk Sebelum MundurElon Musk bersama Donald Trump. Foto: Roberto SCHMIDT/AFPSebelum mundur dari jabatan Kepala Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE), Elon Musk sempat mengkritisi Rancangan Undang-Undang (RUU) “One Big, Beautiful Bill” yang baru saja disahkan DPR AS.RUU tersebut menggabungkan pemangkasan pajak dan peningkatan belanja dalam satu paket kebijakan besar, yang menurut Musk, justru menambah defisit dan melemahkan kerja DOGE.“Sejujurnya, saya kecewa melihat RUU belanja besar-besaran itu,” kata Musk dalam wawancara dengan CBS News, Selasa (27/5).“Rancangan itu malah menambah defisit, bukan menguranginya, dan merusak kerja yang sudah dilakukan oleh tim DOGE,” mengutip AFP.Pengunduran diri itu diumumkan lewat unggahan pribadi Musk dan dikonfirmasi Gedung Putih, hanya dua hari sebelum masa tugasnya berakhir, Rabu (28/5). Meski demikian, alasan pasti pengunduran dirinya tidak dijelaskan.DOGE dibentuk Trump pada awal 2025 dengan mandat memangkas belanja federal hingga USD 2 triliun.Musk mengeklaim telah menghemat USD 175 miliar dalam 130 hari masa kerjanya. Namun angka itu belum dapat diverifikasi secara independen.Kontroversi yang MewarnainyaCEO Tesla dan pemilik X Elon Musk menghadiri kampanye Calon Presiden Amerika Serikat Donald Trump di Butler, Pennsylvania, Amerika Serikat, Sabtu (5/10/2024). Foto: Carlos Barria/REUTERS Selama kampanye, Musk menjanjikan DOGE mampu menghemat anggaran federal hingga USD 2 triliun.Namun hingga akhir Mei, DOGE baru mengeklaim berhasil menghemat USD 175 miliar.DOGE juga mencatat telah memangkas hampir 12 persen dari total 2,3 juta pegawai sipil federal, atau sekitar 260 ribu orang. Pemangkasan dilakukan melalui kombinasi tekanan, insentif pensiun dini, dan ancaman pemecatan.Namun dampaknya tak selalu positif.Pemotongan anggaran dan tenaga kerja disebut menciptakan hambatan dalam pengadaan barang, membengkaknya biaya operasional, hingga kehilangan talenta di bidang sains dan teknologi.Beberapa lembaga yang dibubarkan oleh DOGE bahkan kembali dihidupkan oleh pengadilan federal.Musk vs Kabinet TrumpPresiden Donald Trump berbincang dengan pengusaha Elon Musk yang mengajak anaknya saat melakukan pertemuan di Gedung Putih, Washington DC, Amerika Serikat, Selasa (11/2/2025). Foto: Kevin Lamarque/REUTERSSelama menjabat, Musk kerap terlibat konflik dengan sejumlah menteri senior Trump. Ia berselisih dengan Menteri Luar Negeri Marco Rubio, Menteri Perhubungan Sean Duffy, dan Menteri Keuangan Scott Bessent.Benturan paling terbuka terjadi dengan penasihat perdagangan Peter Navarro, yang disebut Musk sebagai “bodoh” dan “lebih dungu dari sekarung bata”.Navarro tak ambil pusing: “Saya pernah disebut lebih buruk dari itu,” katanya.Menurut sejumlah sumber, menteri-menteri mulai berani menolak perintah Musk, terutama setelah Trump mengingatkan bahwa keputusan staf adalah wewenang masing-masing departemen, bukan DOGE.Salah satu kebijakan Musk yang memicu kecaman adalah mewajibkan semua pegawai federal melaporkan lima capaian kerja setiap pekan. Mereka yang tak menjawab, dianggap mengundurkan diri.Ia juga terang-terangan menolak sistem kerja dari rumah pasca-pandemi, menyebutnya “privilege era COVID” yang harus dicabut demi mendorong pengunduran diri massal secara sukarela.Musk juga mengumumkan penutupan USAID, menyebut lembaga itu sebagai “kumpulan cacing yang tak bisa diperbaiki”.Keputusan itu ia klaim telah disetujui oleh Trump dalam diskusi pribadi mereka.