Logo Neta di Kantor Pusat Dilepas Diam-Diam, Pendiri Terancam Lengser

Wait 5 sec.

Logo di kantor pusat Neta di China dicopot. Foto: Dok. IstimewaSebuah unggahan netizen di China baru-baru ini menunjukkan logo brand Neta Auto dicopot secara diam-diam dari kantor pusat mereka di Shanghai.Berdasarkan laporan Car News China, dari foto-foto yang beredar memperlihatkan para pekerja membongkar papan nama menggunakan tali dan alat pengikis, menyisakan bekas samar di fasad gedung.Pihak Neta membenarkan pelepasan tersebut dengan alasan masa sewa yang telah habis bulan lalu. Namun, mereka belum mengungkapkan lokasi kantor baru yang akan digunakan.Kantor Pusat Neta di China. Foto: ShutterstockNeta Auto, yang sebelumnya sempat dijuluki sebagai “kuda hitam” di antara para startup kendaraan listrik (EV) China, kini tengah berada di tengah badai krisis kepemimpinan.Beberapa sumber mengonfirmasi bahwa para pemegang saham dari perusahaan induk Neta, Hozon New Energy Automobile yang didominasi oleh perusahaan milik negara, sedang mendorong dilakukannya rapat dewan untuk mencopot Fang Yunzhou dari posisinya sebagai Chairman sekaligus CEO.Logo di kantor pusat Neta di China dicopot. Foto: Dok. IstimewaLangkah dramatis ini muncul di tengah berbagai masalah yang melilit perusahaan, mulai dari kerugian besar-besaran, rantai pasok yang terganggu, hingga penghentian produksi di pabrik.Fang, yang mendirikan Hozon pada 2014 dan menjadi wakil hukum sejak saat itu, dulunya dianggap sebagai sosok visioner di industri EV. Namun, kini ia justru menjadi target kritik keras dari para pemegang saham terkait strategi bisnis dan pengelolaan keuangan.Logo di kantor pusat Neta di China dicopot. Foto: Dok. IstimewaFrustrasi investor memuncak setelah kerugian kumulatif perusahaan menembus angka 18,3 miliar yuan atau sekitar Rp41 triliun, dan rasio utang mencapai tingkat mengkhawatirkan sebesar 217 persen. Salah satu pemodal bahkan dilaporkan mendorong agar Hozon menjalani proses restrukturisasi kebangkrutan, tanda bahaya serius bagi eksistensi Neta.Model kepemilikan campuran Neta yang menggabungkan modal negara dan kepemimpinan wirausaha swasta awalnya dianggap sebagai kekuatan. Tapi kini, model tersebut justru menjadi sumber konflik.Mobil hybrid Extended Range Electric Vehicle (EREV) Neta L di GIIAS 2024. Foto: Sena Pratama/kumparanPemegang saham negara yang lebih konservatif dan fokus pada keberlanjutan jangka panjang berbenturan dengan strategi ekspansi agresif Fang, termasuk ekspansi ke Asia Tenggara dan target ambisius untuk mencetak keuntungan pada 2026.Kondisi keuangan yang terpuruk juga berdampak langsung pada operasional perusahaan. Sumber internal menyebutkan utang kepada pemasok telah melebihi 6 miliar yuan atau sekitar Rp13,5 triliun, pun raksasa baterai CATL termasuk yang menghentikan pengiriman.Alhasil, produksi domestik Neta terpaksa dihentikan, imbasnya penundaan pengiriman ke luar negeri. Meski sebelumnya perusahaan telah mengamankan fasilitas kredit sebesar 2,15 miliar yuan atau hampir Rp4,8 triliun di Thailand.Penurunan performa Neta sudah terlihat dari data penjualan. Setelah mencapai puncak pada 2022 dengan 152.000 unit, pengiriman turun menjadi 127.500 unit di 2023 dan anjlok hampir setengahnya pada 2024 menjadi hanya 64.549 unit.Situasi diperparah dengan laporan pemutusan hubungan kerja massal, penutupan dealer, dan protes dari para pemasok. Upaya efisiensi seperti insentif saham bagi karyawan dan perampingan bisnis sejauh ini belum membuahkan hasil positif.Kepemimpinan Fang semakin disorot sejak ia kembali menjabat CEO setelah Zhang Yong mundur pada akhir 2024. Ia sempat mematok target ambisius seperti IPO, ekspansi global, dan margin keuntungan positif pada 2025.Kantor Neta di China. Foto: ShutterstockNamun, tak satu pun dari target tersebut tercapai. Bahkan likuiditas perusahaan terus memburuk. Upaya mengkonversi utang menjadi saham demi mengurangi beban kepada pemasok pun mandek dan memperburuk kepercayaan publik.Dengan tekanan dari para pemegang saham negara yang menginginkan Fang mundur, bahkan mendorong kebangkrutan, masa depan Neta berada di ujung tanduk.Kemungkinan terbesar, rapat dewan benar-benar digelar dan berakhir dengan pencopotan Fang, maka ia akan kehilangan kendali atas perusahaan yang ia bangun sendiri. Artinya, itu jadi sebuah akhir tragis bagi salah satu pionir awal industri kendaraan listrik di China.