Ilustrasi (Foto: Dok. ANTARA)JAKARTA - PT Moda Raya Terpadu atau MRT Jakarta mencatatkan laba bersih tahun berjalan di tahun 2024 hanya sebesar Rp9,08 miliar atau turun 50,98 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2023 sebesar Rp18,92 miliar.Padahal pendapatan MRT Jakarta tahun 2024 sebesar Rp1,38 triliun. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya beban pajak penghasilan. Jumlah ini meningkat 2,34 persen jika dibandingkan dengan pendapatan di periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp1,35 triliun.Kinerja pendapatan ini terungkap dalam laporan keuangan, pendapatan sebesar Rp1,38 triliun di tahun 2024 berasal dari pendapatan tiket sebesar Rp288,65 miliar atau naik 15,06 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya sebesar Rp250,87 miliar.Sementara, pendapatan non tiket senilai Rp332,01 miliar di 2024 atau turun 7,37 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya sebesar Rp358,42 miliar.Sedangkan pendapatan subsidi mencapai Rp765,20 miliar di 2024 atau naik 2,88 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya sebesar Rp743,76 miliar.Meski demikian, kenaikan pendapatan turut mengerek beban pokok pendapatan menjadi Rp1,16 triliun atau naik 4,03 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama dari tahun sebelumnya Rp1,11 triliun.Sehingga, laba bruto di 2024 tercatat sebesar Rp221,23 miliar atau turun 5,29 persen dari Rp233,57 miliar di tahun 2023.Kemudian, beban umum dan administrasi sebesar Rp256,39 miliar atau turun 5,88 persen dari Rp272,40 miliar di 2023, membuat laba usaha hanya tumbuh tipis menjadi Rp35,16 miliar atau turun sebesar 9,44 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya sebesar Rp38,83 miliar.Sementara itu, MRT Jakarta mencatatkan Piutang Usaha sebesar Rp312,33 miliar atau naik 1,69 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2023 sebesar Rp307,04 miliar.Adapun piutang Usaha berasal dari pihak berelasi sebesar Rp168,07 miliar naik jika dibandingkan tahun sebelumnya, Rp144,49 miliar, pihak ketiga sebesar Rp255,84 miliar atau turun jika dibandingkan tahun 2023, Rp277,83 miliar, dan Lain-lain senilai Rp13,95 miliar naik jika dibandingkan tahun sebelumnya Rp5,29 miliar.Menjadi pertanyaan serius bahwa pitang usaha ini lebih dari 80 persen hanya bersumber dari satu pihak yakni, PT Avabanindo Perkasa.