Luis Enrique Meminta Pemain PSG Menciptakan Sejarah

Wait 5 sec.

Luis Enrique menantang pemain PSG untuk mengukir sejarah di Liga Champions (Instagram/@psg).JAKARTA - Luis Enrique menantang para pemain Paris Saint-Germain untuk menciptakan sejarah dengan memenangi gelar Liga Champions pertama bagi klub dalam pertandingan pemungkas melawan Inter Milan di Munich, Minggu, 1 Juni 2025, dini hari WIB.PSG, yang dikalahkan oleh Bayern Munchen dalam satu-satunya penampilan mereka di final Liga Champions pada 2020, bertujuan untuk menjadi klub Perancis kedua--setelah Marseille pada 1993--yang dinobatkan sebagai juara Eropa.Juara Ligue 1 itu memasuki pertandingan melawan Inter Milan sebagai favorit meskipun klub Italia tersebut memiliki tiga keberhasilan Liga Champions sebelumnya.Enrique, yang membimbing Barcelona meraih gelar Eropa kelima--dan terbaru--pada 2015 percaya bahwa skuad PSG siap untuk mendobrak batasan di Parc des Princes dengan menang pada Minggu, 1 Juni 2025."Ketika Anda membuat sejarah, itu berarti melakukan sesuatu yang belum pernah dilakukan oleh siapa pun di klub Anda sebelumnya.""Namun, saya menyukai pola pikir (para pemain). Kami berada di tempat yang kami inginkan, tetapi kami ingin mencoba sekuat mungkin dan menang besok.""Perjalanan kami sulit, jalan yang panjang dan berliku, tetapi kenyataan bahwa kami berjuang melalui turnamen ini di pertandingan-pertandingan awal mungkin telah membantu kami sekarang.""Kami harus bermain di final dalam turnamen ini untuk waktu yang lama dan harus menghadapi apa yang telah dilemparkan kepada kami.""Namun, kami belum menunjukkan tanda-tanda ketakutan sejauh ini. Kami tidak akan melakukannya besok," kata Enrique dalam konferensi pers sebelum laga, Jumat, 30 Mei 2025, waktu setempat.Setelah melatih Barcelona menuju kesuksesan Liga Champions pada 2015, Enrique mengatakan bahwa ia sekarang menjadi manajer yang lebih baik dan lebih dewasa daripada ketika ia membantu Blaugrana menang melawan Juventus di Berlin."Saya merasa tenang berkat kedewasaan saya. Saya memiliki pengalaman 10 tahun lebih banyak sejak 2015.""Saya 10 tahun lebih tua. Jadi, saya mencoba berbagi pengalaman dengan para pemain saya karena ini adalah kesempatan yang luar biasa bagi mereka.""Ketika seorang pelatih mengelola skuadnya, hanya ada satu tujuan, yaitu memastikan para pemain bermain sebaik mungkin untuk menang di lapangan.""Ini adalah tim yang terbiasa bermain di final. Motivasi dan aspek mental sangat penting, tetapi kami sudah terbiasa dengan ini.""Kami telah memiliki keharmonisan dan saya tidak mengubah apa pun. Saya memiliki skuad yang luar biasa dan mereka selalu melihat gelas sebagai setengah penuh," tutur pelatih asal Spanyol itu.