Banjir dan longsor di Luwu Utara, Sulsel (ANTARA FOTO/HO-Dokumentasi Moullies)JAKARTA - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) melaporkan kondisi permukiman warga Kabupaten Luwu Utara, Sulsel yang terdampak banjir dan tanah longsor. Setidaknya 27 unit rumah yang tersebar di empat desa terdampak serius dari laporan Sabtu, 7 Juni sekitar pukul 19.30 WITA."Tingginya curah hujan dan durasi cukup lama sejak sore hingga malam hari mengakibatkan banjir di Desa Baloli dan Desa Radda, Kecamatan Baebunta dan Tanah longsor di Dusun Lena Desa Pararra, Kecamatan Sabbang. Ketinggian muka air 1-1,5 meter," ujar Kepala Pelaksana BPBD Sulsel, Amson Padolo dikonfirmasi di Makassar, mengutip ANTAR pada Minggu, 8 Juni.Dari data BPBD dampak bencana banjir di Desa Bololi terdapat 20 unit rumah dengan dihuni 20 Kepala Keluarga. Selain itu, satu unit masjid dan diperkirakan 20 hektare kebun kelapa sawit beserta sejumlah fasilitas umum maupun jalanan terendam air.Sedangkan di Desa Radda, tercatat ada lima unit rumah dengan 5 KK juga turut terendam banjir, dua desa ini berada di Kecamatan Baebunta, Luwu Utara.Sementara bencana tanah longsor terjadi di Dusun Lena, Desa Tnadung, Kecamatan Sabbang. Jalan poros Parara-Rongkong sepanjang 50 meter tertimpa longsoran tanah.Selain jalan poros, dua unit rumah milik korban Zainuddin dan Sirman juga terdampak material tanah longsor. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu, namun dampak bencana menimbulkan kerugian korbannya.Sejauh ini, tim BPBD telah melaksanakan asesmen di lokasi kejadian, dibantu aparat desa dan TNI Polri serta masyarakat dengan bergotong royong membersihkan material tanah longsoran di jalan poros setempat agar bisa dilalui kendaraan."Saat ini jalan poros yang tertimbun tanah sudah bisa dilalui kendaraan roda dua. Diperlukan alat berat untuk membersihkan seluruh material tanah di jalan itu. Untuk kondisi banjir di dua desa Baloli dan Radda sudah mulai surut, walaupun masih ada genangan air," papar Amson.Menurut dia, Kabupaten Luwu Utara merupakan salah satu kabupaten yang rawan terdampak bencana banjir dan tanah longsor. Oleh karena itu, BPBD setempat dituntut agar senantiasa meningkatkan kewaspadaan. Selain itu, daerah ini diapit pegunungan dan sungai."Kalau Lutra memang rawan longsor dan banjir. Jadi setiap hujan (intensitas tinggi) teman-teman BPBD Lutra selalu waspada. Lutra ini daerah tiga dimensi, ada pegunungan, aliran sungai terbanyak dan daratan rendah yang semua (daerah rawan) berpotensi bencana. Ini perlu perhatian" tuturnya menjelaskan.Sebelumnya, bencana banjir bandang menerjang Luwu Utara pada Juli 2020. Banjir ini merupakan bencana terparah sepanjang 30 tahun terakhir. Tercatat, ada 38 orang meninggal, 10 orang dinyatakan hilang sera 106 korban luka. Sebanyak 10 rumah dilaporkan hanyut dibawa air dan 213 unit rumah terdampak kerusakan.