Ilustrasi ngangkut beras. Foto: kumparanBadan Pangan Nasional (Bapanas) merespons soal jumlah penerima bantuan pangan beras atau bantuan sosial (bansos) beras, yang berubah-ubah.Pada 2023 dan 2024, bansos beras disalurkan untuk 22 juta keluarga penerima manfaat (KPM). Kemudian memasuki 2025, bansos beras mulanya ditujukan pada 16 juta KPM, namun urung disalurkan sebab anggarannya disuntikkan kepada Perum Bulog untuk menyerap 3 juta ton gabah petani.Kemudian pemerintah menggelontorkan paket stimulus ekonomi untuk Juni dan Juli 2025, termasuk bantuan pangan beras untuk 18,3 juta KPM.Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi mengatakan, saat ini Bapanas masih menunggu proses verifikasi data selesai dilakukan. Sementara, data yang dikantongi dan telah lulus verifikasi baru mencapai 16,5 juta KPM.Hanya saja Arief menekankan kemungkinan hasil verifikasi akhir data penerima bansos beras ini akan mencapai 18,3 juta KPM sesuai dengan persetujuan Presiden Prabowo Subianto.“Bapak Presiden Prabowo sudah menyetujui berbagai program stimulus ekonomi yang salah satunya adalah bantuan pangan beras. Bantuan buat 18,3 juta penerima, sampai rapat kemarin di Istana, jumlah penerima yang telah terverifikasi 16,5 juta," kata Arief dalam keterangannya, Sabtu (7/6).Menurut dia, perbedaan jumlah penerima bantuan pangan beras 2025 terhadap tahun sebelumnya adalah proses pemerintah memastikan akurasi database penerima bantuan. Sehingga bansos beras 10 kg ini tepat sasaran dan diterima oleh masyarakat yang membutuhkan."Tahun lalu 22 juta penerima, sekarang masih proses verifikasi, karena kita mau semakin akurat. Jadi bukan masalah naik atau turun. Akan tetapi jangan sampai bantuan beras sampai diterima orang yang salah. Jangan sampai missed targeted," imbuhnya.Arief juga memastikan Bapanas akan menyalurkan bansos beras kepada KPM sesuai dengan data Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN)."Kita paham bahwa kalau bantuan pangan itu kan banyaknya melingkupi di desil 1 sampai 4. Jadi sebenarnya memang kelompok masyarakat yang memerlukan. Kalau saat ini kita pakai DTSEN," jelasnya.