Ilustrasi Tesla di China. Foto: dok. TeslaPerusahaan raksasa kendaraan listrik, Tesla.Inc milik taipan Elon Musk, mencatatkan penurunan tajam nilai kapitalisasi sebesar USD 380 miliar atau sekitar Rp 6.178 triliun (kurs Rp 16.285, Sabtu 7 Mei 2025 pukul 13.18 WIB). Penurunan nilai valuasi ini menjadi yang terbesar sepanjang tahun 2025 di antara perusahaan-perusahaan raksasa lainnya. Sekaligus membuat Tesla sebagai saham big cap dengan performa terburuk pada 2025. Sejumlah faktor disebut Reuters menjadi penyebab valuasi raksasa mobil listrik ini merosot tajam. Pertama, permintaan kendaraan listrik (EV) yang melemah, kedua posisi politik Elon Musk yang kontroversial karena dekat dengan kelompok sayap kanan. Hingga yang terbaru, konflik terbuka dengan Presiden AS Donald Trump. Orang nomor satu di AS itu mengancam akan memutus kontrak kerja sama antara pemerintah dengan Tesla."Ancaman ini dilontarkan melalui media sosial, menyusul kritik Musk terhadap rencana undang-undang pajak dan pengeluaran pemerintahan yang saat ini dijalankan Trump, dan diposting di platform X milik Musk sendiri,” tulis Reuters, dikutip Sabtu (7/6).Secara total, kapitalisasi pasar Tesla telah menyusut hampir 30 persen sejak awal tahun atau lebih dari lebih dari USD 1,2 triliun menjadi USD 917 miliar. Pengusaha Elon Musk menggedong anaknya saat melakukan pertemuan di Gedung Putih, Washington DC, Amerika Serikat, Selasa (11/2/2025). Foto: Kevin Lamarque/REUTERSPenurunan ini membuat Tesla turun dari peringkat 8 ke peringkat 10 dunia dalam kapitalisasi pasar per 5 Juni. Namun pada Jumat pagi, saham Tesla sedikit menguat. Kabar bahwa tim Gedung Putih berencana menghubungi Elon Musk untuk meredakan ketegangan dengan Trump memberi sedikit harapan bagi investor.Tesla bukan satu-satunya raksasa teknologi yang terpukul tahun ini. Apple, yang sebelumnya menjadi perusahaan paling bernilai di dunia, juga turun tajam. Lemahnya penjualan di China, ancaman tarif dari Trump, dan lambatnya kemajuan di bidang AI membuat kapitalisasi pasar Apple merosot lebih dari 20 persen, menjadi USD 2,99 triliun.Di sisi lain, Microsoft justru naik daun. Perusahaan teknologi ini kini menempati posisi nomor satu dunia dalam kapitalisasi pasar, didorong oleh lonjakan permintaan untuk layanan berbasis AI. Kolaborasinya dengan OpenAI serta integrasi kecerdasan buatan ke dalam produk seperti Microsoft 365 Kopilot menjadi kunci pendorong utama.