Apa Penyebab Janin Meninggal di Dalam Kandungan?

Wait 5 sec.

Ilustrasi Ibu Hamil Alami Hipertensi atau Tekanan Darah Tinggi. Foto: SUKJAI PHOTO/ShutterstockKondisi janin meninggal di dalam kandungan yang dikenal dengan istilah Intrauterine Fetal Death (IUFD) atau still birth, sering kali tidak disadari oleh ibu hamil. Sebab gejalanya tidak spesifik dan berbeda-beda pada setiap orang. Bahkan, tak jarang ibu tidak merasakan gejala apa pun hingga akhirnya menyadari tendangan janin tak kunjung muncul. Oleh karena itu, penting untuk periksa kehamilan rutin agar perkembangan janin selalu terpantau.Tapi, apa sebenarnya penyebab janin meninggal di dalam kandungan? Penyebab Janin Meninggal di Dalam Kandunganilustrasi ibu hamil sakit Foto: ShutterstockSebelum membahas penyebab janin meninggal di dalam kandungan, pahami bahwa kondisi ini terjadi saat usia kehamilan di atas 20 minggu, Moms. Jika terjadi di bawah 20 minggu, disebut dengan keguguran.Nah, mengutip Cleveland Clinic, berikut beberapa kemungkinan penyebabnya:InfeksiInfeksi akibat virus, parasit, bakteri, atau patogen lain (kuman) menyebabkan hingga 50% kelahiran mati di negara berkembang, dan 25% kelahiran mati di negara maju. Terkadang, infeksi tidak menimbulkan gejala, sehingga sering kali ibu hamil tidak menyadarinya.Masalah pada plasenta atau tali pusatPlasenta adalah organ yang memungkinkan ibu berbagi nutrisi dengan janin melalui tali pusat. Masalah pada tali pusat ini dapat mencegah janin menerima oksigen, darah, dan nutrisi yang dibutuhkan untuk tumbuh kembangnya.Salah satunya, abruptio plasenta, yakni kondisi ketika plasenta terpisah dari rahim. Hal ini menyebabkan 10-20% dari semua kelahiran mati. Tali pusat yang terlilit juga dapat menyebabkan kelahiran mati jika menyebabkan janin kekurangan oksigen. Hal ini menyebabkan hingga 10% dari kelahiran mati. Namun, tidak semua kondisi terlilit tali pusat berakibat fatal, Moms. Terutama jika tidak mengganggu aliran oksigen ke bayi.Kondisi yang mempengaruhi janinTerkadang, ada masalah dengan perkembangan janin, atau cacat bawaan (cacat lahir). Janin mungkin memiliki kondisi genetik. Gen mengandung instruksi yang memberi tahu tubuh janin cara tumbuh dan bekerja. Kesalahan dalam instruksi ini dapat mencegah organ janin tumbuh dan bekerja dengan baik.Janin mungkin tidak mendapatkan nutrisi yang dibutuhkannya untuk tumbuh dengan sehat. Kondisi ini juga salah satu penyebab umum IUFD.Komplikasi kehamilanIlustrasi rutin periksa kehamilan. Foto: ShutterstockIbu lebih mungkin mengalami masalah selama kehamilan jika memiliki kondisi kesehatan kronis seperti diabetes, lupus, tekanan darah tinggi, obesitas, atau gangguan pembekuan darah.Namun kondisi ini juga bisa dicegah dengan rutin melakukan kontrol kehamilan. Dokter atau bidan akan memberikan saran agar kehamilan Anda sehat dan terjaga, Moms.Beberapa komplikasi kehamilan yang dapat menyebabkan bayi meninggal di dalam kandungan, seperti:Preeklamsia: Tekanan darah tinggi yang dimulai pada paruh kedua kehamilan.Kolestasis kehamilan: Suatu bentuk penyakit hati yang berkembang pada akhir kehamilan.Kelahiran prematur: Ketika bayi lahir prematur (sebelum 37 minggu kehamilan).Ketuban pecah dini sebelum waktunya (PPROM): Ketika kantung pelindung berisi cairan yang membungkus janin pecah terlalu dini dan tidak tertangani.Siapa yang Berisiko Mengalami Janin Meninggal dalam Kandungan?Ilustrasi hamil kembar. Foto: Shutter StockAda beberapa kondisi ibu hamil yang meningkatkan risiko mengalami janin meninggal dalam kandungan. Yakni,Usia. Angka kelahiran mati lebih tinggi pada remaja dan mereka yang berusia 35 tahun atau lebih.Kondisi kesehatan. Memiliki kondisi kesehatan tertentu dapat meningkatkan risiko Anda. Kondisi ini meliputi diabetes, tekanan darah tinggi, gangguan pembekuan darah, gangguan tiroid, lupus, dan obesitas (indeks massa tubuh di atas 30).Jenis kehamilan. Jika Anda hamil anak kembar (kembar atau lebih), risikonya meningkat.Komplikasi kehamilan sebelumnya. Risiko bayi meninggal di dalam kandungan lebih tinggi jika Anda pernah mengalami sebelumnya atau komplikasi kehamilan lainnya, seperti kelahiran prematur.Rokok dan alkohol. Penggunaan obat-obatan terlarang, merokok, dan minum alkohol dapat menyebabkan bayi meninggal di dalam kandungan atau lahir mati.Stres. Menghadapi stres berat dalam hidup, termasuk tekanan finansial dan masalah hubungan, dapat meningkatkan risiko bayi meninggal di dalam kandungan.