Perang Harga Bikin Mobil Listrik Baru Dijual Bekas di China

Wait 5 sec.

Aktivitas di salah satu pabrik mobil listrik Neta Auto di Tongxiang, China. Foto: Sena Pratama/kumparanPasar otomotif China ternyata tengah menghadapi fenomena baru yakni aktivitas penjualan mobil bekas dengan odomoter masih menunjukkan angka nol. Singkatnya, kendaraan tersebut sejatinya sudah terdaftar, tetapi tidak pernah dikendarai.Jadi begini, kendaraan baru yang belum terjual ke konsumen sudah didaftarkan dengan status terjual, sering kali ke diler afiliasi atau platform pihak ketiga. Kemudian dijual kembali meski jarak tempuhnya masih sedikit atau bahkan nihil, dikutip Car News China.Mekanisme ini dinilai sebagai akal-akalan untuk membantu pabrikan mencapai target penjualan, memungkinkan diler melepas stok mereka yang tidak berhasil terjual, dan pada beberapa kasus memanfaatkan subsidi atau kebijakan ekspor terkait status registrasi kendaraan.Bos salah satu manufaktur kendaraan terbesar di China, Great Wall Motor (GWM) Wei Janjun mengutarakan pendapatnya bahwa fenomena tersebut dapat terjadi imbas dari perang harga di industri otomotif yang telah terjadi selama beberapa tahun.Ilustrasi mobil konsep di Shanghai Auto Show 2025. Foto: Erandhi Hutomo Saputra/kumparanIa menyerukan agar pasar kembali ke hal-hal dasar seperti inovasi, kualitas produk, dan kepercayaan konsumen. Jika dibiarkan, praktik ini dapat mengancam dan menyebabkan distorsi data penjualan, menyesatkan konsumen, dan stabilitas pasar jangka panjang.Mobil bekas dengan odometer nol dijual lebih murah hingga 30 persen lebih rendah dibanding unit baru dengan model serupa. Kekurangannya adalah garansi kendaraan yang sudah mulai aktif ketika didaftarkan tadi, namun sebenarnya belum dimiliki seseorang.Konsumen yang tergiur untuk membeli mobil bekas seperti ini akan berisiko menghadapi masalah hukum dan keuangan. Sebab, beberapa model diketahui memiliki riwayat peminjaman dan kepemilikan yang tidak jelas.Pengamat pasar memperingatkan bahwa konsekuensi jangka panjang melampaui transaksi individu. Angka penjualan fiktif yang terlihat banyak dapat menyesatkan investor, mengaburkan permintaan pasar sesungguhnya, dan mengacaukan pesaingan.Suasana Kota Shanghai. Foto: Fadjar Hadi/kumparanMisalnya, harga mobil bekas untuk model seperti BYD Qin L telah anjlok 30-40 persen di bawah harga resmi, yang memicu efek domino di antara model-model yang bersaing dan berkontribusi pada penurunan ekspektasi harga yang lebih luas.Kementerian Perdagangan China pun memandang masalah tersebut dengan sangat serius. Baru-baru ini pertemuan diadakan dengan pemain besar seperti BYD, DongFeng, hingga lokapasar kendaraan bekas tempatan, Guazi.Diskusi digelar untuk membahas pengawasan ketat transaksi mobil bekas dan penindakan pelaporan penjualan yang terlihat curang. Para pejabat disana dikabarkan tengah mempertimbangkan kerangka kerja yang mirip dengan pendekatan Komisi Sekuritas dan Bursa AS terhadap 'channel stuffing', taktik manipulasi keuangan di mana perusahaan melebih-lebihkan pendapatan dengan mendorong kelebihan stok ke saluran distribusi.