Jemaah Haji Lempar Jumrah: Tinggalkan Sifat Buruk, Pulang Kembali Fitrah

Wait 5 sec.

Jemaah haji melempar jumrah aqobah di Jamarat, Makkah, Arab Saudi, Jumat (6/6/2025). Foto: Khaled Abdullah/ReutersPuncak haji tiba di fase mabit dan melempar jumrah di Mina. Sebelum itu, mereka terlebih dulu bermalam di Muzdalifah sambil mengumpulkan batu untuk dilempar di Jamarat.Menteri Agama Nasaruddin Umar mengatakan melempar jumrah bukan sekadar ritual melempar batu ke jamarat, tetapi merupakan simbol pengusiran sifat-sifat buruk dalam diri.“Ini kan mengikuti teladan Nabi Ibrahim. Jadi, ini adalah peristiwa simbolik untuk melempar dan mengusir setan. Termasuk setan di sini adalah nafsu kita sendiri,” ujar Nasaruddin di Jamarat.Nasaruddin menjelaskan makna terdalam dari lempar jumrah adalah proses penyucian diri. Ia mengajak jemaah haji Indonesia menjadikan momen ini sebagai saat mengintrospeksi dan melepaskan berbagai sifat buruk yang selama ini membelenggu.Menag Nasaruddin Umar di Jamarat (6/6). Foto: Dok. Media Center Haji 2025“Makna pelemparan jumrah adalah tentang mengusir segala bentuk godaan dan sifat buruk dalam diri kita, keserakahan, amarah, pelit, suka memfitnah, berbohong, dan mencela orang lain. Tinggalkan semua itu di sini, kuburkan sifat-sifat buruk itu di sini,” kata Nasaruddin.Nasaruddin mengimbau jemaah haji Indonesia untuk mengisi sisa waktu di Tanah Suci dengan memperbanyak ibadah, doa, dan syukur.“Yang harus kita bawa pulang ke tanah air adalah jiwa yang kembali suci, kembali ke fitrah. Insyaallah, itu yang akan menyelamatkan kita,” tutur Nasaruddin.Lempar Jumrah Bisa DiwakilkanJemaah haji melempar jumrah aqobah di Jamarat, Makkah, Arab Saudi, Minggu (16/6/2024). Foto: Sigid Kurniawan / ANTARA FOTOJemaah haji Indonesia yang sedang sakit dan lanjut usia (lansia) diimbau tidak memaksakan diri melempar jumrah. Kepala Satuan Operasional Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna), Harun Al Rasyid, mengatakan jemaah haji yang tidak fit itu lebih baik diwakilkan saja saat proses melempar jumrah.“Karena ternyata yang kita lihat tidak kuat jalan, dan juga tidak kembali ke tendanya, ini orang-orang tua kita yang sudah lanjut, dan juga orang-orang tua kita yang sedang sakit,” ujar Harun di Mina, Jumat (6/6).Kepala Bidang Perlindungan Jemaah (Linjam) PPIH Arab Saudi Harun Al Rasyid saat diwawancara di Makkah, Senin (24/6/2024). Foto: Salmah Muslimah/kumparan“Oleh karena itu imbauan selalu diberikan bagi yang sakit, dan juga bagi yang sedang barangkali tidak enak badan, kemudian juga orang tua kita yang lansia, ini lebih baik diwakilkan saja,” tambahnya.Harun mengungkapkan perjalanan dari tenda Mina ke Jamarat atau tempat melempar jumrah itu lumayan jauh. Ada juga kemungkinan jemaah haji kebingungan arah jalan balik dari Jamarat ke Mina.Selain itu, Harun juga meminta jemaah haji dalam melempar jumrah harus mengikuti waktu yang ditetapkan oleh petugas. Sehingga proses melempar jumrah berjalan lancar dan tidak bertabrakan dengan jemaah dari negara lain.“Pemerintah Arab Saudi memberikan waktu pelaksanaan lontar jumrah dari jam 07.00 sampai 10.00 pagi. Jika lewat waktu itu, jemaah akan bercampur dengan negara lain, yang bisa menimbulkan kepadatan dan risiko keselamatan,” ujar Harun.