8 Fakta Penyakit Jantung pada Perempuan yang Sering Diabaikan

Wait 5 sec.

Ilustrasi penyakit jantung pada perempuan (Freepik)JAKARTA - Penyakit jantung dikenal sebagai "silent killer" bagi perempuan. Meskipun sering dikaitkan dengan pria, data menunjukkan penyakit jantung merupakan penyebab kematian nomor satu bagi perempuan di seluruh dunia.Sayangnya, gejala yang muncul pada perempuan cenderung berbeda dan lebih samar, sehingga kerap tidak terdeteksi atau salah diinterpretasikan.Ahli jantung Dr. Dimitry Yaranov, MD, menyoroti pentingnya edukasi tentang kesehatan jantung perempuan. Dalam wawancaranya yang dikutip dari Hindustan Times, ia membagikan delapan fakta krusial yang harus dipahami agar perempuan dapat melindungi diri dari risiko penyakit jantung.1. Penyakit jantung bukan hanya masalah priaMeskipun sering diasosiasikan dengan laki-laki, kenyataannya penyakit jantung adalah penyebab utama kematian pada perempuan. Mitos bahwa perempuan memiliki risiko lebih rendah justru membuat banyak wanita terlambat menyadari bahayanya.2. Gejala serangan jantung pada perempuan bisa berbedaTidak selalu ditandai dengan nyeri dada seperti pada pria, perempuan bisa mengalami gejala yang lebih halus seperti mual, kelelahan ekstrem, pusing, atau sesak napas. Gejala ini kerap disalahartikan sebagai gangguan ringan, yang dapat menyebabkan keterlambatan penanganan.3. Risiko kematian lebih tinggi setelah serangan jantungPerempuan yang mengalami serangan jantung memiliki kemungkinan lebih besar untuk meninggal dalam tahun pertama setelah kejadian. Ini disebabkan oleh diagnosis yang terlambat atau perawatan yang kurang optimal.4. Pola pembentukan plak di arteri berbedaPlak yang menyumbat pembuluh darah jantung pada perempuan sering kali menyebar merata dan tidak tampak jelas pada tes standar. Hal ini membuat diagnosis menjadi lebih sulit jika hanya menggunakan metode yang umum dipakai untuk pria.5. Kesehatan mental berpengaruh besarStres emosional, kecemasan, dan depresi berkontribusi pada meningkatnya risiko penyakit jantung pada perempuan. Namun, dampak psikologis ini masih sering diabaikan dalam evaluasi kesehatan jantung.6. Masa menopause meningkatkan risikoPenurunan hormon estrogen setelah menopause mengurangi perlindungan alami pada sistem kardiovaskular perempuan. Akibatnya, tekanan darah tinggi dan kadar kolesterol menjadi lebih sulit dikendalikan.7. Perempuan sering tidak mendapat perawatan menyeluruhPerempuan cenderung lebih jarang menerima tindakan medis penyelamatan seperti pemasangan stent atau CPR dibandingkan pria, meski mereka sama-sama membutuhkannya.8. Pencegahan tetap jadi kunci utamaGaya hidup sehat, kontrol rutin terhadap tekanan darah dan kolesterol, serta kesadaran terhadap sinyal tubuh dapat mencegah penyakit jantung. Pemeriksaan kesehatan berkala dan perhatian pada gejala ringan bisa menyelamatkan nyawa.