Trump Dilaporkan Bakal Jual Tesla Miliknya, Imbas Perseteruan dengan Elon Musk?

Wait 5 sec.

Tesla Model S berwarna merah yang dibeli Presiden Donald Trump dari Elon Musk pada Maret 2025. Foto: AFPSiapa sangka, Tesla Model S yang sempat menemani percakapan hangat antara Presiden Donald Trump dan Elon Musk di halaman Gedung Putih pada Maret lalu, akan berakhir dijual kembali oleh orang nomor satu di Amerika Serikat tersebut.Dilansir Car And Driver, setelah kabar perselisihan antara sesama pebisnis tersohor itu beberapa waktu lalu, Trump dilaporkan berniat menjual Tesla Model S berkelir merah tersebut. Rumor ini dikabarkan oleh salah satu pejabat Gedung Putih.Wacana tersebut sejatinya tidak serta merta timbul dari akibat langsung hasil konflik antara Trump dan Elon. Sejak dibeli tiga bulan lalu, praktis sedan listrik murni tersebut lebih sering terparkir di kantor presiden dan hanya dipakai oleh pegawai di sana.Ini lantaran, dalam aturan kenegaraan di Amerika Serikat menyatakan bahwa presiden dan wakil presiden tidak diizinkan untuk mengemudi atau membawa kendaraan seorang diri di jalan umum. Artinya, boleh dibilang Trump tidak pernah menggunakan atau dalam artian mengemudikannya.Tesla Model S berwarna merah yang dibeli Presiden Donald Trump pada Maret 2025 sedang terparkir. Foto: ReutersPembelian unit Tesla Model S berwarna merah seharga USD 80 ribu atau sekitar Rp 1,3 miliar itu dinilai banyak pengamat sebagai bentuk dukungan Trump kepada Elon Musk secara simbolis. Menyebutnya sebagai warga negara yang hebat.Namun kini situasinya berubah, Presiden Donald Trump menyatakan tak berencana berbicara dengan Elon Musk. Trump tampaknya memberi sinyal perseteruan dengan mantan sekutunya itu tidak akan selesai dalam waktu dekat.Saat berbicara dengan wartawan sebelum naik ke pesawat Air Force One, Trump mengatakan tidak memikirkan CEO Tesla itu. "Saya harap dia sukses dengan Tesla," kata Trump, dikutip dari Reuters, Sabtu (7/6).Di sisi lain, Elon kembali menanggapi unggahan pengguna X terkait perseteruan antara dirinya dengan Trump. Meski tidak menanggapi secara langsung, ia terus mengkritik RUU Pajak dan Pengeluaran yang memuat sebagian besar agenda dalam negeri Trump.