KTT BRICS 2025 Menjadi Sejarah Baru Diplomasi Indonesia

Wait 5 sec.

Presiden Prabowo di KTT BRICS Brasil 2025. (BRICS Brasil/Alexandre Brum)JAKARTA - Sekretaris Kabinet Republik Indonesia Teddy Indra Wijaya mengatakan, kehadiran Indonesia dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS 2025 di Brasil menjadi sejarah baru hubungan luar negeri Indonesia.Presiden RI Prabowo Subianto telah menyelesaikan rangkaian kegiatan KTT BRICS 2025 yang digelar selama dua hari pada 6–7 Juli 2025 di Rio de Janeiro, Brasil.Kehadiran Presiden Prabowo dalam forum ini menandai partisipasi resmi Indonesia untuk pertama kalinya sebagai anggota penuh BRICS, sejak diterima pada awal Januari tahun ini."Jadi hari ini dan kemarin tepatnya tanggal 6 hari Minggu, kemudian sekarang tanggal 7 hari Senin, Juli 2025, Bapak Presiden Prabowo Subianto menghadiri KTT BRICS, jelas Seskab Teddy di Rio de Janeiro, mengutip situs Presiden Republik Indonesia, Selasa 8 Juli.Seskab Teddy mengungkapkan, keikutsertaan Indonesia dalam KTT BRICS tahun ini merupakan tonggak penting dalam sejarah hubungan luar negeri Indonesia."Ini artinya ada sejarah baru Indonesia secara resmi mengikuti KTT BRICS yang pertama kali. Dan ini adalah inisiasi dari Bapak Presiden," lanjutnya.Menurut Seskab Teddy, pada tahun yang sama Indonesia telah diterima dan didukung oleh negara anggota BRICS sebelum akhirnya secara resmi bergabung sebagai anggota penuh.Keanggotaan di BRICS yang sebelumnya beranggotakan lima negara, kini telah berkembang dengan Indonesia sebagai anggota resmi ke-10."Dari awalnya BRICS 5 negara, kemudian berkembang sehingga Indonesia menjadi anggota resmi ke 10 dari 11. Jadi satu Arab Saudi belum resmi," jelasnya."Presiden dari dulu menganut seribu kawan terlalu sedikit, satu musuh terlalu banyak. Sehingga bagaimana caranya Indonesia berkolaborasi, kemudian sebanyak mungkin bergabung dengan organisasi-organisasi, sehingga inilah BRICS salah satunya yang kita bergabung," urai Seskab Teddy.Ia menambahkan, BRICS saat ini merepresentasikan hampir separuh populasi dunia dan menyumbang sekitar 35 persen dari produk domestik bruto (PDB) global."Tadi secara resmi ada 28 negara dan Kepala Negara, Kepala Pemerintahan. Jadi 10 anggota BRICS, kemudian ada 10 partner countries, kemudian ada 8 tamu. Dan ini banyak sekali yang antri untuk masuk BRICS. Dan ini menunjukkan bahwa Indonesia makin didengar, makin diperhatikan, makin dipandang, dan makin dibutuhkan di dunia global," pungkas.