Skandal Chip Nvidia: Server AS Diduga Dipakai untuk Penipuan di Singapura

Wait 5 sec.

Menteri Dalam Negeri dan Hukum Singapura, K Shanmugam (foto: x @kshanmugam)JAKARTA - Singapura sedang menyelidiki sebuah kasus penipuan yang melibatkan server-server berteknologi tinggi yang diduga mengandung chip canggih Nvidia. Kasus ini menyeret beberapa perusahaan teknologi ternama AS dan mengangkat isu penyelundupan chip AI ke China.Menurut keterangan Menteri Dalam Negeri dan Hukum Singapura, K Shanmugam, server-server yang terlibat dalam kasus ini dipasok oleh dua perusahaan teknologi AS, Dell Technologies dan Super Micro Computer, kepada perusahaan-perusahaan lokal di Singapura. Server-server tersebut kemudian dikirim ke Malaysia, meskipun tujuan akhirnya masih belum pasti."Kami menduga server-server ini mungkin mengandung chip Nvidia, tetapi penyelidikan masih berlangsung," ujar Shanmugam dalam konferensi pers. Pemerintah Singapura telah meminta klarifikasi kepada otoritas AS mengenai kemungkinan pelanggaran aturan ekspor.Kasus ini muncul di tengah investigasi terpisah oleh pemerintah AS terhadap DeepSeek, perusahaan AI asal China yang dituding menggunakan chip Nvidia terlarang. DeepSeek sebelumnya mengklaim hanya menggunakan chip H800 yang legal dan A100 yang dibeli sebelum pelarangan.Singapura, sebagai pusat perdagangan teknologi terkemuka di Asia, menjadi pasar terbesar kedua bagi Nvidia setelah AS. Namun, sebagian besar chip yang masuk ke Singapura ternyata diekspor ulang ke negara lain.Perusahaan-perusahaan yang terlibat memberikan tanggapan beragam. Dell Technologies menyatakan memiliki program kepatuhan ekspor yang ketat dan siap mengambil tindakan tegas jika ditemukan pelanggaran. Super Micro Computer juga menegaskan komitmennya untuk mematuhi semua peraturan ekspor AS. Sementara itu, Nvidia memilih untuk tidak memberikan komentar terkait kasus ini.Kasus ini menyoroti kompleksitas perdagangan teknologi global di tengah ketegangan geopolitik AS-China, sekaligus menguji efektivitas pengawasan ekspor chip canggih melalui negara ketiga seperti Singapura. Otoritas Singapura menegaskan akan terus menyelidiki kasus ini secara independen setelah menerima laporan anonim tentang kemungkinan penipuan.