Ilustrasi: Foto: Dok. ANTARAJAKARTA - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump tetap memberlakukan tarif resiprokal sebesar 32 persen kepada Indonesia, dan akan berlaku mulai Agustus 2025.Kebijakan tersebut dinilai bisa menjadi bumerang bagi pemerintah AS.Ketua Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) Mahendro Rianto mengatakan, kebijakan tarif resiprokal yang diterapkan Trump ini juga bisa menjadi bumerang untuk produk-produk AS.“Nah yang bisa jadi bumerang buat Amerika adalah ketika dia juga ekspor barang-barangnya kan banyak di Indonesia. Handphone itu kan,” katanya kepada VOI, Jumat, 11 Juli.Dia menyoroti langkah pemerintah Indonesia yang pernah menahan peredaran handphone buatan AS, Apple untuk diperdagangkan di Indonesia.Alasannya, perlu ada komitmen investasi yang setara dengan nilai pasar di Indonesia.Walaupun perkembangan terkini iPhone 16 sudah resmi beredar di Tanah Air.“Dia kan menerapkan resiprokal karena Apple di sini dihambat sama kita kan? Karena, katanya izin produksinya, apa namanya, untuk jualan di Indonesia harus bisa produksi di sini. Ya iya dong, itu hak kita dong kan gitu ya,” tuturnya.“Dia akan kena dampaknya juga dong ketika Indonesia bereaksi terhadap itu (barang-barang yang masuk ke Indonesia). Kalau dia (pasang tarif) 32 persen, fine. Tapi laptop, handphone, segala macam, enggak bisa masuk juga ke kita gitu,” sambungnya.Sebelumnya diberitakan, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump tetap memberlakukan tarif resiprokal sebesar 32 persen kepada Indonesia, dan akan berlaku mulai Agustus 2025.Selama tarif tersebut belum berlaku, pemerintah AS membuka ruang untuk negara-negara mitra dagangnya termasuk Indonesia melakukan negosiasi.Delegasi Pemerintah Indonesia yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto melaksanakan pertemuan dengan U.S. Secretary of Commerce Howard Lutnick dan United States Trade Representative Jamieson Greer. Pertemuan ini menjadi langkah penting dalam upaya memperkuat kerja sama perdagangan antara Indonesia dan Amerika Serikat (AS).Airlangga mengatakan, Indonesia dan AS sepakat untuk mengintensifkan perundingan tarif dalam tiga minggu ke depan untuk memastikan hasil terbaik bagi kedua belah pihak.“Kita sudah memiliki pemahaman yang sama dengan AS terkait progres perundingan. Ke depan, kita akan terus berupaya menuntaskan negosiasi ini dengan prinsip saling menguntungkan,” ujar Airlangga dalam keteranganya, Kamis, 10 Juli.