Parkir Liar Jadi Pilihan Kala yang Resmi Dianggap Kemahalan

Wait 5 sec.

Ilustrasi parkir liar di tepi jalan/ Foto: Rizky Sulistio/ VOIJAKARTA - Rencana kenaikkan tarif parkir di Jakarta yang akan diterapkan oleh Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung mendapatkan respon negatif dari sejumlah pengendara kendaraan roda empat di Jakarta.Meski kenaikkan tarif parkir bertujuan untuk mengurangi penggunaan kendaraan pribadi, namun kebijakan tersebut dinilai merugikan masyarakat khususnya DKI Jakarta dan sekitarnya.Danar Pusung, seorang pengguna kendaraan pribadi roda empat berpendapat, saat ini dirinya sudah merasakan kenaikkan pada tarif parkir resmi. Dia merasa tarifnya cukup mahal.Pria yang berkarir di dunia hiburan sebagai Manager Artis itu kerap beraktivitas ke sejumlah lokasi dengan menggunakan mobil. Dia pun merasakan sejumlah varian tarif parkir resmi yang mahal."Sepertinya makin mahal dibandingkan dulu. Tarif parkir resmi juga tidak menjamin keamanan kendaraan saat parkir, pernah spion mobil saya hilang padahal parkir di lokasi parkir resmi berbayar. Dan itupun tidak ada tanggung jawab dari pengelola parkir," kata Danar saat dihubungi VOI, Selasa, 8 Juli 2025.Pengalaman pahit Danar membuat dirinya memutuskan menggunakan jasa parkir liar atau parkiran tidak resmi."Beberapa tempat lebih baik pilih parkir liar, apalagi kemarin ke PRJ parkir dibikin flat (tarifnya). Sementara kalau kita cuma 1 atau 2 jam kan rugi," ujarnya.Danar pun pesimis begitu mendengar kabar kenaikkan tarif parkir resmi yang akan diberlakukan di Jakarta oleh Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung."Apapun kebijakan pemerintah saya engga tahu, tapi yang jelas engga menguntungkan rakyat," cetusnya."Soal parkir, yang untung pengelola parkirnya lah," tambahnya.Danar berharap pengelola parkir resmi di Jakarta harus profesional dan bertanggungjawab penuh jika terjadi hal-hal buruk yang dialami para pengguna jasa parkir resmi."Parkir resmi dan berbayar harus lebih rapih dan aman, dan ada jam maksimal atau paket parkir sehingga lebih murah. Ya, semacam langganan per bulan lah, jadi kita masyarakat bayar per bulan Rp300 ribu misalnya tapi bebas parkir dimana saja dan berapa lama. Atau dibuat paket parkir Rp20 ribu dari jam 6 pagi sampai jam 6 sore misalnya," harapnya.Selain itu, Danar pun mengkritisi adanya rencana kenaikan tarif parkir di Jakarta yang akan diterapkan oleh Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung."Kalau tujuannya mengurangi kendaraan, bikin tempat parkir disetiap perbatasan kota. Lalu siapkan Transjakarta atau kendaraan pengangkut massal lainnya, selesai deh," pungkasnya.Polemik permasalahan parkir di Jakarta masih menjadi PR bagi Pemprov DKI Jakarta. Terlebih baru-baru ini, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menurunkan target pendapatan dari pajak jasa parkir dalam rancangan perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2025.Dalam dokumen perubahan tersebut, Pemprov DKI memangkas target pajak parkir sebesar Rp50 miliar, dari semula Rp350 miliar menjadi Rp300 miliar.