Bahu Membahu Cari Korban Tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya

Wait 5 sec.

Petugas melihat sekoci yang ditemukan dalam operasi SAR tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di Gilimanuk, Jembrana, Bali, Sabtu (4/7/2025). Foto: Sonny Tumbelaka/AFPOperasi pencarian korban tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya terus dilakukan. Berbagai pihak bahu membahu mencari para korban dari kapal yang tenggelam di Selat Bali tersebut.KMP Tunu Pratama Jaya dengan rute Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, menuju Gilimanuk, Bali, tenggelam di Selat Bali. Peristiwa itu terjadi pada Rabu (2/7) pukul 22.56 WIB sekitar 25 menit setelah lepas jangkar.Kapal nahas itu mengangkut 65 orang. Rinciannya, 12 orang kru kapal dan 53 penumpang.Hingga Minggu (6/7) sore total korban KMP Tunu Pratama Jaya yang teridentifikasi menjadi 37 orang. Dengan rincian 7 orang meninggal dunia, 30 orang selamat. Sementara, 28 korban lainnya masih dilakukan pencarian.Berikut upaya pencarian pada hari ke-4 atau Minggu (6/7):Kerahkan Penyelam EliteIndonesia Divers Rescue Team (IDRT), diterjunkan untuk membantu mencari korban KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali. Foto: kumparanTerbaru, 34 penyelam elite, termasuk tim dari Indonesia Divers Rescue Team (IDRT), diterjunkan untuk menembus dasar bawah laut Selat Bali.Mereka akan menyelami lokasi diduga bangkai kapal yang karam, mencari jejak para korban yang masih belum ditemukan. Misi ini bukan sekadar pencarian, melainkan pertaruhan nyawa di kedalaman, demi menjawab penantian keluarga.Sejak KMP Tunu Pratama Jaya tenggelam pada Rabu (2/7), sekitar pukul 23.20 WIB, tim IDRT sudah siaga di lokasi. Mereka adalah relawan penyelamat bawah air yang punya jam terbang tinggi."Kami adalah relawan penyelamatan khusus di bawah air. IDRT telah bekerja sama dengan Basarnas untuk penyelamatan khusus di bawah air," ujar Hendrata Yudha, koordinator tim IDRT kepada wartawan, Minggu (6/7).Hendra, sapaan akrabnya, menjelaskan bahwa IDRT bukanlah pemain baru dalam misi kemanusiaan. Mereka adalah mitra tetap Basarnas, dengan rekam jejak panjang di berbagai tragedi besar.Sebut saja kecelakaan pesawat Air Asia, Sriwijaya Air, hingga Lion Air, nama IDRT selalu ada di garis depan. Pengalaman ini jadi modal berharga untuk menaklukkan kerasnya Selat Bali.Dalam misi kali ini mereka akan menyelam sejauh 40 hingga 60 meter di bawah permukaan laut, sesuai dengan informasi keberadaan kapal nahas itu. Sekali menyelam mereka akan membawa peralatan seberat 35 kilogram, termasuk dua tabung udara.KRI Spica Ikut Cari KorbanPrajurit TNI AL awak KRI Spica-934 melakukan peran muka belakang saat akan melakukan Ekspedisi Jala Citra 1 Aurora 2021 di Dermaga Pondok Dayung, Koarmada 1, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (3/8/2021). Foto: M Risyal Hidayat/ANTARA FOTOKomandan Gugus Tempur Laut Koarmada II Laksamana TNI Endra Hartono mengatakan TNI AL mengirim KRI Spica untuk misi pencarian korban KMP Tunu Pratama Jaya. KRI ini penting untuk penggambaran situasi di dalam air."Untuk lebih meyakinkan kembali TNI AL mengirim satu KRI lagi yang bersertifikasi underwater detection yaitu KRI Spica dari Pushidrosal (Pusat Hidro-Oseanografi TNI Angkatan Laut)," kata Endra, Minggu (6/7).KRI Spica malam ini akan berangkat langsung ke lokasi."Sehingga diharapkan ini juga akan lebih meyakinkan kembali kepada kita terkait gambaran situasi yang ada di Selat Bali," jelasnya.KRI Spica (934) adalah Kapal Bantu Hidro Oseanografi (BHO) kedua milik TNI Angkatan Laut Indonesia yang dibuat di Prancis.KRI Spica merupakan kapal survei termodern di Asia Tenggara dan memiliki berbagai peralatan canggih untuk survei dan pemetaan hidro-oseanografi.Diduga 1 Korban TMP Tunu WN MalaysiaPetugas melakukan pencarian dalam operasi SAR tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di perairan Selat Bali, Jembrana, Bali, Sabtu (5/7/2025). Foto: Sonny Tumbelaka/AFPKementerian Luar Negeri Malaysia menduga ada satu warganya yang menjadi korban tenggelamnya kapal motor KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali pada Kamis (4/7) lalu.“Sejak awal, Kedutaan telah menjalin komunikasi dengan pihak berwenang Indonesia dan pada awalnya diinformasikan bahwa tidak ada warga negara Malaysia yang terlibat dalam insiden tersebut,” ucap Kemlu Malaysia dalam keterangan, Minggu (6/7).“Namun, seiring munculnya laporan terbaru, mengindikasi bahwa terdapat kemungkinan seorang warga negara Malaysia menjadi salah satu korban,” tambahnya.Kini, pihak Kemlu Malaysia tengah menjalin komunikasi dengan otoritas di Indonesia untuk memverifikasi kabar tersebut.“Upaya untuk mengkonfirmasi identitas para korban masih terus berlangsung. Sementara operasi pencarian dan penyelamatan terus dilakukan, Kedutaan tetap menjalin komunikasi yang erat dan berkesinambungan dengan lembaga-lembaga terkait,” ucapnya.“Kementerian dan Kedutaan akan terus memantau situasi ini dengan saksama serta menjaga koordinasi dengan pihak berwenang Indonesia. Informasi lebih lanjut akan disampaikan sesuai kebutuhan,” tandasnya.Penemuan KorbanPrajurit TNI AL memindahkan jenazah dari atas KRI Tongkol-813 ke ambulans di Pelabuhan Pusri Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur, Minggu (6/7/2025). Foto: Budi Candra Setya/ANTARA FOTOSatu korban KMP Tunu Pratama Jaya ditemukan pada pencarian hari keempat, Minggu (6/7). Korban berjenis laki-laki ditemukan dalam keadaan meninggal dunia dengan mengenakan kaus dan celana pendek.Korban ditemukan oleh SRU Laut sekitar pukul 10.41 WIB sejauh 6 mil ke arah selatan dari last known position (LKP) atau titik terakhir hilangnya KMP Tunu Pratama Jaya."Jaraknya sekitar 5,7 hingga 6 mil laut ke arah selatan dari titik kapal dinyatakan hilang," kata Komandan Gugus Tempur Laut Koarmada II, Laksamana TNI Endra Hartono di Banyuwangi, Minggu (6/7).Kemudian pada pukul 16.00 WIB diduga korban meninggal dunia tenggelamnya KMP Tunu kembali ditemukan. Kali ini lokasinya di Perairan Tapak Guwo, Selat Bali."Satu jenazah dengan posisi telungkup laki-laki di sekitar Perairan Tapak Guwo," kata Kapolresta Banyuwangi, Kombes Pol Rama Samtama Putra kepada wartawan, Minggu (6/7).Jenazah berhasil ditarik ke darat sekitar pukul 17.30 WIB dan sampai di Pantai Muncar."Posisi sekarang di perjalanan menuju RSUD Blambangan," ucapnya.Terkait dengan ciri-ciri jenazah, Rama mengatakan hal tersebut akan disampaikan oleh pihak RSUD."Di RSUD ya ini bagian dari proses identifikasi apakah jenazah tersebut adalah korban kapal atau bukan, nanti tim DVI akan mengidentifikasi dan menyampaikannya," ucapnya.