PM Netanyahu Sebut Pertemuan dengan Presiden Trump Fokus pada Upaya Pembebasan Sandera di Gaza

Wait 5 sec.

Presiden AS Trump bersama PM Israel Netanyahu di Ruang Oval Gedung Putih. (Twitter/@IsraeliPM)JAKARTA - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan upaya pembebasan sandera yang masih berada di Jalur Gaza, Palestina menjadi fokus pertemuannya dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump di Gedung Selasa malam waktu setempat.Dalam pertemuan tersebut, Presiden AS Trump didampingi oleh Wakil Presiden JD Vance saat berbicara dengan PM Netanyahu."Kami tidak akan menyerah sedetik pun, dan ini mungkin terjadi karena tekanan militer yang diberikan oleh tentara heroik kami," katanya dalam sebuah video yang direkam di Blair House, melansir The Times of Israel 9 Juli."Sayangnya, upaya ini menuntut harga yang mahal dari kami, dengan hilangnya putra-putra terbaik kami," tandas PM Netanyahu.Lebih jauh PM Netanyahu menekankan, Israel bertekad untuk mencapai semua tujuannya di Gaza, "pembebasan semua sandera kami, baik yang hidup maupun yang mati; penghapusan kemampuan militer dan pemerintahan Hamas; dan memastikan Gaza tidak lagi menjadi ancaman bagi Israel."Pembebasan sandera Israel. (Wikimedia Commons/IDF Spokesperson's Unit)"Kita masih harus menyelesaikan pekerjaan di Gaza, membebaskan semua sandera kita, melenyapkan dan menghancurkan kemampuan militer dan pemerintahan Hamas," kata PM Netanyahu, dikutip dari Reuters.Israel Hayom melaporkan pertemuan Presiden Trump, Wapres Vance dan PM Netanyahu digelar di Ruang Oval, Gedung Putih, Washington.Ketiganya juga membahas "implikasi dan kemungkinan" operasi yang dilakukan Israel dan AS terhadap Iran, kata PM Netanyahu."Peluang terbuka di sini untuk memperluas lingkaran perdamaian, memperluas Perjanjian Abraham," katanya."Kami mengerjakan ini dengan penuh semangat," tandasnya.Presiden AS Trump bersama Wapres AS Vance saat menerim PM Israel Netanyahu. (Twitter/@IsraeliPM)Mereka juga membahas seperti apa Gaza nantinya "hari setelah" perang dengan Hamas, menurut surat kabar Hebrew.Diketahui, konflik terbaru di Gaza pecah usai kelompok militan Palestina menyerang wilayah selatan Israel pada 7 Oktober 2023, menyebabkan 1.200 orang tewas dan 251 lainnya disandera menurut perhitungan Israel.Itu dibalas Israel dengan melakukan blokade, serangan udara hingga operasi militer di wilayah Jalur Gaza.Israel dan kelompok militan Palestina menyepakati gencatan senjata serta pertukaran sandera dan tahanan pada 19 Januari.Setidaknya 20 dari 50 sandera yang tersisa di Gaza diyakini masih hidup. Mayoritas sandera awal telah dibebaskan melalui negosiasi diplomatik, meskipun militer Israel juga telah membebaskan beberapa sandera.Pada 2 Maret, Israel kembali melakukan blokade total terhadap Gaza dengan dalih menekan kelompok militan Palestina untuk menyepakati gencatan senjata usulan Amerika Serikat dan pertukaran sandera-tahanan.Seiring berakhirnya kesepakatan gencatan senjata, Israel kembali menggelar operasi militer di Gaza pada 18 Maret.Hingga kemarin, korban tewas Palestina di Jalur Gaza sejak konflik terbaru pecah telah mencapai 57.575 jiwa, mayoritas perempuan dan anak-anak, sementara 136.879 lainnya luka-luka, menurut sumber medis di Gaza, dikutip dari WAFA.