Pemkot Minta Camat-Lurah Lapor Kondisi Terkini Banjir di Mataram NTB

Wait 5 sec.

Ilustrasi. Sejumlah ruas jalan di Kota Mataram, NTB tergenang banjir akibat hujan lebat mengguyur. (Antara)NTB - Pemerintah Kota (Pemkot) Mataram di Nusa Tenggara Barat (NTB) terus melakukan pemantauan melalui camat dan lurah di wilayah masing-masing dan segera melaporkan dampak banjir dan potensi bencana hidrometeorologi sebagai langkah antisipasi."Upaya tersebut sebagai bagian untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana hidrometeorologi," kata Asisten II Setda Kota Mataram H Miftahurrahman di Mataram, Rabu 9 Juli, disitat Antara.Selain itu, camat dan lurah diharapkan terus melakukan sosialisasi ke masyarakat melalui lingkungan sebagai upaya meningkatkan kesadaran terhadap kebersihan lingkungan.Terutama mengimbau masyarakat agar tidak membuang sampah di saluran dan sungai agar bisa berfungsi maksimal ketika terjadi hujan lebat."Banjir yang melanda enam kecamatan se-Kota Mataram pada Minggu (6 Juli) salah satunya akibat meluapnya Kali Ancar, menjadi bagian pembelajaran masyarakat yang masih banyak membuang sampah di saluran dan sungai," katanya.Di sisi lain, Miftahurrahman mengatakan, bencana banjir yang melanda wilayah Kota Mataram juga menjadi bagian introspeksi. Apalagi dengan banyaknya sampah yang tersangkut di jembatan hingga berpotensi memicu jembatan rusak.Padahal jika berbicara antisipasi, pemerintah kota rutin setiap tahun melakukan langkah-langkah mitigasi melalui normalisasi saluran dan sungai."Banjir yang melanda Kota Mataram merupakan banjir pertama dan terbesar selama ini. Itu harus dilakukan evaluasi ada apa dengan daerah di hulu," katanya.Terkait dengan itu, dalam hal tersebut perlu dilakukan koordinasi dengan instansi vertikal, pemerintah provinsi, balai wilayah sungai (BWS), dan lainnya untuk melihat kondisi di hulu.Tujuannya, agar penyebab dan pemicu banjir di hulu dapat diselesaikan secara paripurna. "Jangan sampai sekarang selesai di Kali Ancar, pindah ke tempat lain," katanya. Menurutnya, banjir yang terjadi di Kota Mataram juga dipicu karena tingginya debit air kiriman dari hulu sebab kalau sekedar dari hujan, maka sistem aliran di Mataram masih bisa menampung.Tetapi, ternyata ada debit aliran tinggi yang membawa lumpur dan material besar sehingga menghantam dan mengganggu aliran yang menyebabkan tanggul dan tembok jebol.Debit banjir di Kali Ancar juga mengalami peningkatan yakni mencapai 103 sentimeter, yang biasanya di bawah 90 sentimeter. Artinya ada debit tambahan besar di aliran tersebut."Karena itulah, untuk penanganan banjir di Kota Mataram sebagai wilayah hilir, perlu ada kolaborasi dan duduk bersama dengan pihak-pihak terkait agar tidak terulang lagi," katanya.