Presiden Kelima RI Megawati Soekarnoputri bertemu dengan Menteri Departemen Hubungan Internasional Komite Sentral Partai Komunis China (IDCPC), Liu Jianchao di kantor IDCPC, Beijing, Rabu (9/7/2025). ANTARA/HO-dok pribadi. (1)JAKARTA - Presiden Kelima RI Megawati Soekarnoputri melakukan pertemuan dan dialog hangat dengan Menteri Departemen Hubungan Internasional Komite Sentral Partai Komunis China (IDCPC), Liu Jianchao, di kantor IDCPC, Beijing, Rabu, 9 Juli. Kehadiran Megawati di Beijing disambut meriah. Mengenakan tenun ikat, Megawati tampak tersenyum sembari melambaikan tangan saat disambut anak-anak yang berbaris dan bertepuk tangan di lobi gedung. Ia dengan sabar menyalami satu per satu anak tersebut, bahkan meminta bantuan penerjemah untuk berdialog langsung dengan salah satu anak yang menarik perhatiannya. Suasana hangat juga tampak saat Megawati menyaksikan sejumlah pertunjukan seni. Di akhir acara, ia menerima lukisan bunga mawar merah sebagai cinderamata dari tuan rumah. Dalam pertemuan tertutup dengan Liu Jianchao, Megawati membuka dialog dengan menyinggung busana sang menteri, batik yang pernah ia berikan secara langsung kepada Liu saat berkunjung ke kediamannya di Menteng, Jakarta, awal Januari lalu. "Tadi dari mobil saya lihat, saya tertawa sendiri. Saya sangat ingat di rumah saya, dan Anda sekarang memakai batik. Lalu saya bilang pada diri saya, ternyata Bapak lebih ganteng kalau pakai batik," ujar Megawati disambut tawa Menteri Liu, dikutip dari Antara. Liu Jianchao sendiri pernah menjabat sebagai Duta Besar China untuk Indonesia pada 2012–2014. Dalam perbincangan yang berlangsung penuh keakraban, Megawati mengenang kedekatannya secara emosional dengan China. Ia mengaku punya kenangan masa kecil saat mendampingi sang ayah, Presiden Pertama RI Soekarno, dalam lawatan ke Beijing. "Kalau saya pergi ke China, saya merasa pergi ke rumah saya lagi," ujarnya. "Saya banyak sekali mengenal China itu dari Bapak saya, Bung Karno." Megawati juga menekankan pentingnya mempererat hubungan bilateral antara Indonesia dan China yang telah terjalin sejak era Konferensi Asia Afrika 1955, saat Perdana Menteri China Zhou Enlai hadir sebagai delegasi. "Jalinan hubungan ini menurut saya selalu harus diteruskan. Maksud saya, tak hanya dari dulu sampai sekarang, tapi harus dilanjutkan dalam rangka membangun peradaban yang akan terus dialami generasi muda China dan Indonesia." Megawati turut menyampaikan apresiasi atas surat pribadi dari Presiden Xi Jinping yang pernah dikirimkan kepadanya. Ia juga menyampaikan permohonan maaf karena tak bisa memenuhi undangan Presiden Xi ke Beijing saat itu, karena pandemi Covid-19 dan kesibukan di Tanah Air. Pertemuan ditutup dengan pertukaran cinderamata berupa buku antara Megawati dan Menteri Liu, sebagai simbol persahabatan panjang dua bangsa.