Gebrakan Bupati, Morowali Akhiri Ketergantungan pada Pembangkit Listrik Diesel

Wait 5 sec.

Bupati Morowali, Iksan Baharudin Abdul Rauf (Ist)JAKARTA - Bupati Morowali, Iksan Baharudin Abdul Rauf, terus menunjukkan komitmennya dalam menuntaskan persoalan kelistrikan di wilayahnya. Setelah berhasil menormalkan pasokan listrik di Kecamatan Witaponda dan Bumi Raya, kini fokus diarahkan ke Kecamatan Bungku.Gebrakan besar itu membuahkan hasil dengan diresmikannya penyalaan pertama (energize) Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kV Kolonedale – Bungku dan Gardu Induk (GI) 150 kV Bungku oleh PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Sulawesi melalui Unit Pelaksana Proyek Sulawesi Selatan.Penyalaan infrastruktur ini menjadi tonggak sejarah karena merupakan sistem kelistrikan 150 kV pertama yang hadir di Kabupaten Morowali sejak Indonesia merdeka.“Sudah lama masyarakat menunggu solusi atas keterbatasan daya listrik di Morowali. Kehadiran infrastruktur ini bukan hanya menjawab krisis, tapi juga membuka peluang investasi, meningkatkan UMKM, dan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah,” ujar Iksan, Senin, 7 Juli.Proyek ini mencakup jaringan transmisi sepanjang 162,5 kilometer sirkit (kms) yang melintasi dua kabupaten, dengan 254 menara dan satu gardu induk berkapasitas 30 MVA. Operasional GI Bungku diproyeksikan dapat menambah daya hingga ±16,8 MW—setara dengan 95.074 pelanggan baru—serta meningkatkan kualitas tegangan dari 18,37 kV menjadi 20,3 kV.Tak hanya menjadi solusi atas krisis listrik yang bertahun-tahun melanda Morowali, infrastruktur ini juga menjadi bagian dari program nasional de-dieselisasi, yakni penggantian pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) yang boros bahan bakar dan biaya.Manager PLN UPP Sulsel, Edy Roy Antonius Sidabutar, mengapresiasi dukungan dari Pemerintah Kabupaten Morowali dan seluruh elemen masyarakat.“Sudah 80 tahun sejak Indonesia merdeka, Morowali hanya mengandalkan pembangkit diesel. Kami ingin masyarakat Morowali dapat menikmati listrik tanpa perlu padam bergilir,” tegas Edy.Edy menambahkan, proyek ini akan dilanjutkan dengan proses energize Line 2 yang ditargetkan selesai pada 31 Juli 2025. Seluruh proses pembangunan juga memaksimalkan penggunaan komponen lokal, dengan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sebesar 69,94 persen untuk GI dan 62,5 perden untuk SUTT.Dengan capaian ini, Bumi Tepe Asa Moroso kini memasuki era baru kelistrikan yang lebih andal, efisien, dan ramah lingkungan—menjadi fondasi penting bagi pertumbuhan industri dan kesejahteraan masyarakat di masa depan.