Kemenko PM Sebut Program Desaku Maju Lampung Bisa Direplikasi Secara Nasional

Wait 5 sec.

Deputi Bidang Koordinasi Pemberdayaan Masyarakat, Daerah Tertinggal, dan Daerah Tertentu, Prof. Abdul Haris, saat berkunjung di Desa Bumi Daya, Kecamatan Palas, Kabupaten Lampung Selatan | Foto : Dok. AdpimLampung Geh, Bandar Lampung - Kementerian Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat menyebut program Desaku Maju milik Pemerintah Provinsi Lampung sebagai model pembangunan desa berbasis integrasi sektor ekonomi, infrastruktur, dan sosial.Hal itu disampaikan dalam kunjungan kerja Deputi Bidang Koordinasi Pemberdayaan Masyarakat, Daerah Tertinggal, dan Daerah Tertentu, Prof. Abdul Haris, di Desa Bumi Daya, Kecamatan Palas, Kabupaten Lampung Selatan, pada Rabu (9/7).Menurut Deputi Abdul Haris, program Desaku Maju sejalan dengan arah kebijakan nasional untuk membangun kemandirian desa, mengurangi ketimpangan wilayah, dan mempercepat penurunan kemiskinan ekstrem.“Program ini menunjukkan pendekatan yang menyeluruh dan bisa di replikasi. Ini sejalan dengan arahan Presiden dalam astacita untuk membangun bangsa dari desa,” ujar Haris.Ia menyampaikan, angka kemiskinan nasional saat ini masih berada di angka 8,57 persen.Pemerintah pusat menargetkan penghapusan kemiskinan ekstrem pada 2026 sebagaimana tertuang dalam Instruksi Presiden Nomor 8 Tahun 2025.“Kami mendorong agar pendekatan pembangunan tidak semata bantuan langsung. Bantuan itu penting, tapi memberdayakan jauh lebih berkelanjutan. Kita ingin desa bisa mengelola potensinya sendiri,” jelasnya.Sebagai bentuk dukungan, Kemenko PM bersama kementerian terkait tengah menyiapkan peluncuran program Koperasi Merah Putih dan Sekolah Rakyat berbasis asrama gratis untuk masyarakat desa kurang mampu.Haris juga mengatakan, langkah Provinsi Lampung dapat menjadi praktik baik nasional, karena pendekatannya menekankan integrasi potensi lokal dan dukungan multipihak.“Kami percaya, langkah sekecil apa pun, jika dilakukan konsisten dan terarah, akan memberikan hasil nyata bagi kesejahteraan masyarakat,” pungkasnya.Sementara itu, Wagub Jihan menyampaikan terima kasih atas apresiasi dan kehadiran pihak kementerian yang dinilai sebagai bentuk dukungan konkret pemerintah pusat terhadap program penguatan desa di daerah.“Ini membuktikan bahwa pembangunan desa tidak bisa dilakukan sendiri. Kami butuh keterlibatan semua pihak, mulai dari pusat, daerah, dunia usaha, hingga masyarakat itu sendiri,” ujar Jihan.Wagub Jihan menyebut program Desaku Maju lahir dari situasi nyata yang dihadapi Provinsi Lampung, yakni tingginya angka kemiskinan di kawasan perdesaan meski sektor desa menjadi penopang utama ekonomi daerah.“Sektor utama penopang ekonomi kita datang dari desa, tapi angka kemiskinan tertinggi juga ada di desa. Ini paradoks. Maka harus ada solusi struktural, bukan hanya karitatif,” jelasnya.Ia menegaskan, Desaku Maju dirancang sebagai program lintas sektor yang tidak hanya menyasar infrastruktur, tetapi juga hilirisasi pertanian, pemberdayaan UMKM, pelatihan teknisi lokal, dan pembangunan jalan desa yang mendukung akses ekonomi.“Pertanian kita sangat besar. Tahun 2024 produksi padi mencapai 2,7 juta ton, tahun ini ditargetkan 3,5 juta ton. Tapi tanpa hilirisasi, nilainya tidak maksimal. Gabah Rp6.500 per kilogram, kalau digiling jadi beras premium, nilainya bisa hampir dua kali lipat,” jelasnya.Untuk itu, Desaku Maju difokuskan pada penguatan nilai tambah di tingkat desa.Salah satunya melalui pengadaan alat pengering gabah (bed dryer), bantuan pupuk organik cair, pelatihan teknisi alat mesin pertanian, hingga dukungan pembentukan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).“Banyak alsintan bantuan pemerintah tidak terpakai karena tak ada teknisi yang bisa memperbaiki. Maka kita latih teknisi dari desa, supaya mandiri,” kata Jihan.Ia menekankan, posisi desa dalam pembangunan perlu diubah: dari objek menjadi subjek.“Kalau hari ini desa sudah bangun jalan, sekolah, layanan kesehatan, itu kontribusi dari ekonomi desa. Maka desa harus menjadi pusat perhatian, bukan titik buta,” ujarnya.Dalam kesempatan tersebut, Pemerintah Provinsi Lampung bersama kementerian terkait juga menyerahkan bantuan berupa 1 unit Combine Harvester, alat pengering gabah kapasitas 20 ton, dan sarana penunjang komoditi pertanian kepada Gapoktan Bersama Desa Bumi Daya. (Cha/Put)