IDAI: Sindrom Nefrotik Paling Sering Menyerang Anak Usia 1–7 Tahun

Wait 5 sec.

IDAI: Sindrom Nefrotik Paling Sering Menyerang Anak Usia 1–7 Tahun. Foto: ShutterstockGinjal bocor atau yang dikenal secara medis sebagai sindrom nefrotik, ternyata cukup sering terjadi pada anak-anak. Masalah kesehatan ini tidak bisa dianggap sepele karena sering kali gejalanya datang tanpa disadari.Anggota Unit Kerja Koordinasi (UKK) Nefrologi IDAI Dr. dr. Ahmedz Widiasta, Sp.A, Subsp.Nefro(K), M.Kes., menyebutkan skalanya 1-17 per 100.000 anak.Namun jika terjadi, jenis yang paling umum dialami anak-anak adalah sindrom nefrotik idiopatik. Penyebabnya belum diketahui secara pasti, tetapi masih bisa ditangani dengan terapi obat. Sementara itu, kasus ini umumnya ditemukan pada anak usia 1-7 tahun.“1-7 tahun usia serangan pertamanya. Sedangkan, usia kekambuhannya bisa terus berlangsung kapan saja sampai usia remaja,” ujar dr. Ahmedz dalam webinar IDAI pada Selasa (8/7).Anggota Unit Kerja Koordinasi (UKK) Nefrologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Dr. dr. Ahmedz Widiasta, Sp.A, Subsp.Nefro(K), M.Kes. Foto: dok. Tangkapan LayarIa juga menyebut, dari rentang usia 1-7 tahun tersebut, sindrom nefrotik idiopatik lebih sering menyerang anak laki-laki daripada perempuan.Upaya Pencegahan Sindrom Nefrotik pada AnakOrang tua sebaiknya melakukan upaya pencegahan atau meminimalisir risiko. Salah satu caranya dengan memeriksa tekanan darah anak saat usianya di atas 3 tahun. Setidaknya, tekanan darah anak diperiksa setahun sekali.Ilustrasi Sakit Ginjal pada Anak. Foto: ShutterstockSebab, hipertensi atau tekanan darah yang tinggi juga bisa berbahaya. Ini bisa menjadi penyebab terjadinya penyakit ginjal kronik di usia dewasa muda, Moms."Sehingga dari tekanan darah itu, kita bisa mendapatkan banyak data. Pertama, kalau tekanan darahnya tinggi, maka ada apa ini? Apakah ada masalah di ginjalnya atau pembuluh darahnya, atau jantungnya?," tutur dr. Ahmedz.Apabila hasilnya negatif, maka Anda bisa bernapas lega. Namun, jika hasilnya positif, maka sebaiknya segera melakukan pemeriksaan protein urine yang kuantitatif. Artinya, apabila ditemukan sesuatu yang abnormal, maka Anda tidak terlambat untuk melakukan pengobatan.