Polisi Armenia Tangkap 7 Tokoh Oposisi pro-Rusia terkait Terorisme

Wait 5 sec.

ILUSTRASI UNSPLASH/Abai KJAKARTA - Polisi di Armenia menangkap tujuh orang yang terkait dengan partai oposisi pro-Rusia atas dugaan terorisme menyusul serangkaian penggerebekan di rumah mereka pada Kamis.Orang-orang tersebut berafiliasi dengan Federasi Revolusioner Armenia (ARF), yang juga dikenal sebagai Dashnaktsutyun, kelompok yang merupakan bagian dari koalisi parlemen pro-Rusia yang dipimpin oleh Robert Kocharyan, mantan presiden negara Kaukasus Selatan tersebut.Komite Investigasi Armenia mengatakan polisi menangkap tujuh orang dan mendakwa salah satunya dengan tuduhan mempersiapkan aksi teroris. Reuters tidak dapat mengidentifikasi ketujuh orang tersebut.ARF mengatakan penggerebekan sedang berlangsung di beberapa rumah anggota parlemen hingga Kamis pagi dan setidaknya satu politisi dan putra politisi lainnya telah ditangkap.Dilansir Reuters, penangkapan pada Kamis, 10 Juli menyusul dakwaan pidana yang dijatuhkan awal pekan ini terhadap tiga politikus dari Aliansi Armenia, koalisi payung yang lebih besar di mana Federasi Revolusioner Armenia menjadi bagiannya.Kelompok-kelompok oposisi mengecam investigasi tersebut sebagai bermotif politik.Penangkapan tersebut terjadi di hari yang sama dengan pertemuan antara Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan dan Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev di Abu Dhabi. Keduanya sedang berupaya menyelesaikan perjanjian damai untuk mengakhiri konflik yang telah berlangsung hampir empat dekade.Pashinyan yang meraih kekuasaan melalui protes jalanan pada tahun 2018, telah mendekatkan Armenia dengan Barat dan menjauhkan negara itu dari sekutu tradisionalnya, Rusia.  Namun, dalam beberapa minggu terakhir, terjadi tindakan keras yang meluas terhadap para pesaing dan kritikus politik Pashinyan, termasuk tokoh oposisi, seorang ulama Kristen terkemuka, dan seorang mantan presiden.Beberapa tokoh terkemuka di Armenia, termasuk ulama tersebut, Uskup Agung Bagrat Galstanyan, dituduh mendalangi kudeta untuk merebut kekuasaan. Tapi tuduhan ini dibantah.